Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Houthi Ancam Blokade Pelabuhan Israel, Sebar Peringatan ke Kapal

Kompas.com - 20/05/2025, 21:33 WIB
Albertus Adit,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AFP

SANA'A, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengancam akan memberlakukan blokade laut terhadap pelabuhan Haifa, Israel.

Langkah ini mereka sebut sebagai bentuk balasan atas serangan militer Israel yang semakin intensif ke wilayah Gaza.

“Houthi akan mulai bekerja untuk memberlakukan blokade laut di pelabuhan Haifa,” ujar juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataan pada Senin (19/5/2025), seperti dikutip AFP, Selasa (20/5/2025).

Baca juga: Houthi: Gencatan Senjata dengan AS Tak Berlaku untuk Israel

Saree mengatakan, pihaknya sudah memberi peringatan resmi kepada seluruh perusahaan pelayaran yang saat ini berada di pelabuhan tersebut, maupun yang sedang menuju ke sana.

“Pada saat pengumuman ini, pelabuhan tersebut telah dimasukkan dalam bank target,” tambahnya.

Menurut Saree, ancaman ini merupakan reaksi atas “eskalasi agresi brutal” Israel terhadap rakyat Palestina, khususnya di Gaza. Ia menegaskan bahwa serangan Houthi terhadap Israel bisa dihentikan jika agresi di Gaza berakhir dan blokade dicabut.

Reaksi terhadap peningkatan operasi militer Israel

Pernyataan Houthi ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel akan mengambil alih seluruh wilayah Gaza. Pernyataan itu menandai peningkatan eskalasi militer terhadap kelompok Hamas.

Sejak konflik Gaza pecah pada Oktober 2023, kelompok Houthi yang didukung Iran aktif melancarkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel.

Meski sempat terhenti selama dua bulan gencatan senjata hingga Maret 2025, serangan kembali berlanjut setelah jeda berakhir.

Houthi sebelumnya juga mengancam akan menargetkan pelayaran internasional sebagai bentuk protes terhadap blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza oleh Israel.

Baca juga: Satu Serangan Sukses, Houthi Akan Gempur Bandara Israel Lagi

Militer Amerika Serikat menanggapi ancaman tersebut dengan serangan udara hampir setiap hari sejak 15 Maret.

Targetnya adalah wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi di sekitar Laut Merah dan Teluk Aden, guna menjaga keamanan jalur pelayaran internasional.

Meski pada bulan ini sempat tercapai gencatan senjata terbatas antara Houthi dan AS, kelompok pemberontak itu menegaskan akan tetap melanjutkan serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina.

Pemerintah Israel merespons keras ancaman tersebut. Pada Jumat lalu, militer Israel melancarkan serangan ke dua pelabuhan yang dikuasai Houthi.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga mengeluarkan peringatan terbuka.

“Jika serangan rudal terhadap kami terus dilakukan, para pemimpin Houthi akan bernasib sama seperti para pemimpin Hamas yang telah kami eliminasi di Gaza,” ujar Katz.

Baca juga: Siapa Houthi Yaman? Kenapa Sekarang Diserang AS dan Inggris?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau