Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Putar Video Laut China Selatan di Singapura, Sebut Beijing Tetangga Egois

Kompas.com - 22/05/2025, 19:52 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Inas Rifqia Lainufar

Tim Redaksi

Sumber AFP

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah China melontarkan kecaman keras terhadap video pendek yang diunggah oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Singapura.

Video berdurasi sekitar 90 detik itu menyindir klaim China atas wilayah di Laut China Selatan yang menjadi sumber konflik berkepanjangan di kawasan.

Dalam video tersebut, konflik wilayah digambarkan sebagai gangguan terhadap “ruang pribadi” negara lain melalui analogi tetangga yang egois dan tidak tahu diri.

Baca juga: AS Kecam Manuver Berbahaya Angkatan Laut China di Laut China Selatan

Narator yang menggunakan aksen Singapura mengilustrasikan situasi dengan sebuah blok apartemen penuh barang berantakan, sembari menayangkan cuplikan berita terkait sengketa teritorial antara China dan beberapa negara Asia Tenggara.

“Ini terjadi juga di depan pintu rumah Singapura, di Laut China Selatan, di mana ada satu tetangga yang merasa memiliki segalanya,” ujar narator dalam video tersebut.

Reaksi keras Beijing

Menanggapi video itu, Kedutaan Besar China di Singapura memberikan pernyataan resmi melalui unggahan di Facebook, Rabu (21/5/2025) malam.

Mereka menuduh video tersebut sebagai “distorsi sengaja” atas fakta yang ada terkait isu Laut China Selatan.

“Dengan upaya bersama antara China dan negara-negara ASEAN, situasi di Laut China Selatan secara umum tetap stabil,” tegas pernyataan kedutaan yang dikutip dari kantor berita AFP.

China juga menuding AS sebagai pihak “yang paling tidak berhak” untuk mengomentari masalah hukum internasional di kawasan tersebut.

Laut China Selatan merupakan jalur pelayaran strategis yang dilintasi lebih dari 60 persen perdagangan maritim global.

Selain itu, kawasan ini juga diperkirakan kaya akan cadangan minyak dan gas, sehingga memicu persaingan sengit antarnegara.

Meski Mahkamah Arbitrase Internasional pada 2016 menyatakan klaim sepihak China tidak sah, Beijing tetap bersikeras mengeklaim hampir seluruh wilayah perairan tersebut.

Sementara itu, sejumlah negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Vietnam juga mengajukan klaim atas sebagian wilayah, yang membuat ketegangan kerap meningkat.

Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim: Jangan Hanya Menyalahkan China dalam Ketegangan Laut China Selatan

Menanggapi polemik video ini, Pemerintah Singapura menegaskan sikapnya. Dalam pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Singapura, mereka menolak campur tangan kedutaan asing dalam isu internasional yang melibatkan pihak ketiga.

“Pemerintah Singapura menolak upaya dari kedutaan asing untuk memicu reaksi domestik terkait isu-isu internasional antarnegara,” bunyi pernyataan tersebut.

“Masalah yang kompleks sebaiknya diselesaikan lewat saluran diplomatik yang tepat dan efektif,” tambah pernyataan resmi itu.

Baca juga: Alasan Kenapa Laut China Selatan Terus Diperebutkan Selama 2023

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau