Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2025, 13:49 WIB
Hotria Mariana,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

JUWIRING, KOMPAS.com – Matahari mulai meredup di langit Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, saat jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Sisa-sisa sinarnya masih terasa hangat di hamparan sawah yang terbentang luas.

Di Bendung Bagor, Ketua Forum Relawan Irigasi (FRI) Jogo Toya Kamulyan Sumartono berdiri di bawah bangunan kecil yang menaungi roda pengatur bendungan.

Dengan kedua tangannya, ia memutar tuas besar, membuka aliran air yang mengalir ke sawah-sawah petani di hilir. Bersama relawan lainnya, ia memastikan pasokan air terus terdistribusi dengan baik ke sawah-sawah yang dulu kering dan nyaris tak terpakai.

"Setiap hari kami pastikan air terbagi merata. Kalau tidak dikontrol, bisa terjadi perebutan air antarpetani," katanya sambil terus mengawasi arus air yang mengalir dari bendungan.

Namun, kondisi tersebut bukan terjadi dalam waktu singkat. Selama lebih dari dua dekade, petani di hilir Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur harus berjuang mendapatkan air.

Sumartono bercerita, sebelum ada FRI, banyak lahan pertanian yang mangkrak akibat sistem irigasi tidak berfungsi. Saluran air tertutup sedimen dan banyak yang bocor sehingga suplai air tidak bisa sampai ke sawah.

Baca juga: Menjaga Anggrek, Menjaga Air

Air hilang, petani merugi

Sistem irigasi di wilayah hilir Sub DAS Pusur sempat mengalami kerusakan parah. Saluran air yang sebelumnya menghidupi sawah tertutup sedimen, bocor, bahkan ada yang dialihfungsikan menjadi jalanan desa.

Ketiadaan mantri pengairan dari pemerintah semakin memperburuk keadaan. Padahal, peran tersebut masih dibutuhkan.

Karena nihilnya sistem irigasi yang baik, banyak petani kala itu menggunakan pompa diesel untuk menyedot air tanah. Sayangnya, metode ini memakan biaya yang tidak sedikit sehingga petani menyerah untuk bertani. Akibatnya, banyak persawahan mangkrak, berubah jadi lahan tidur.

“Dulu, hampir setiap sawah punya sumur sendiri. Suara mesin diesel meraung dari pagi sampai malam. Namun, karena biayanya mahal, banyak petani berhenti bertani,” kenang Sumartono.

Baca juga: Cerita Sukses Desa Mundu Klaten yang Berhasil Ubah Limbah Jadi Berkah

Papan informasi mengenai pengelolaan sumber daya air Sub DAS Pusur dan struktur pengelolaan bendungan yang dipasang di sekitar Bendung Bagor.KOMPAS.com/Hotria Mariana Papan informasi mengenai pengelolaan sumber daya air Sub DAS Pusur dan struktur pengelolaan bendungan yang dipasang di sekitar Bendung Bagor.

Jogo Toya, relawan penjaga air

Kondisi tersebut mendorong petani untuk bertindak. Dengan semangat gotong royong, mereka membentuk FRI Jogo Toya Kamulyan.

Dalam bahasa Jawa, Jogo Toya berarti "menjaga air". Filosofi ini mengajarkan bahwa air tidak hanya sumber daya, tetapi juga warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

Dengan peralatan seadanya, para relawan mulai membersihkan saluran irigasi yang tersumbat lumpur dan sedimen. Tidak ada anggaran khusus, hanya patungan dari para petani dan bantuan alat berat dari PT Tirta Investama (Danone-AQUA).

"AQUA membantu kami dengan menyediakan eskavator untuk normalisasi irigasi. Lumpur-lumpur yang menyumbat bisa dikeruk lebih cepat," kata Sumartono.

Tak hanya membersihkan bendungan, forum ini juga menciptakan sistem pembagian air yang adil. Setiap desa mendapat jatah air selama 24 jam dalam satu minggu dan diawasi ketat untuk mencegah penyalahgunaan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
LSM/Figur
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
LSM/Figur
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
Pemerintah
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
LSM/Figur
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
Pemerintah
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Swasta
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
LSM/Figur
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Pemerintah
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Swasta
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
LSM/Figur
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
LSM/Figur
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Swasta
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Swasta
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Eropa Batasi Penangkapan Ikan Berlebihan dari Negara Dunia Ketiga
Pemerintah
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Masih Ada yang Bandel, Menteri LH Desak Semua Produsen Patuhi Larangan AMDK di Bawah 1 Liter di Bali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau