JAKARTA, KOMPAS.com - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO belum membagikan dividen tunai meski sudah melantai sejak 2022.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, GOTO memang belum membagikan dividen pada RUPS tahun ini.
"Wajar saja GOTO masih belum bisa membagi dividen, hingga sekarang ya, apalagi ini GOTO sudah 3 tahun melantai di bursa," kata dia ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (18/6/2025).
Baca juga: GOTO Kantongi Restu Alihkan 32,18 Miliar Saham Tresuri untuk Program MESOP
Sisi positifnya, tren net loss GOTO terus berkurang ditopang dengan pendapatan yang terus tumbuh. Hasil itu didukung oleh kenaikan gross transaction value (GTV) dan gross merchandise value (GMV) dari perusahaan.
"Tidak menjadi masalah kalau GOTO tidak bagi dividen itu tidak jadi masalah, karena harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan" imbuh dia.
Lebih lanjut, Nafan menambahkan, yang penting saat ini GOTO harus memiliki komitmen yang kuat untuk mengoptimalkan kinerja fundamental ke depan.
"Ke depan agar supaya net loss berkurang, semakin berkurang, nanti lama-kelamaan GOTO bisa jadi perusahaan yang profitable," ungkap dia.
Nafan mencatat, dari sisi e-commerce GOTO ini masih bergantung pada konsumsi domestik yang kuat atau ditopang sekitar 53 persen.
Baca juga: GOTO Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris, Simak Rinciannya
Kondisi itu mendapatkan tantangan dari faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global, bahkan lembaga keuangan dunia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen.
Nafan juga mengungkapkan, Bank Indonesia (BI) juga menerapkan kebijakan yang pro growth dan pro stability dengan penurunan suku bunga acuan.
Penurunan suku bunga acuan pada kredit akan memberikan katalis positif bagi konsumsi domestik Indonesia. Itu akan bagus untuk kegiatan bisnis e-commerce.
"Khususnya untuk GOTO ini, kalau profitabilitas memang perlu kesabarannya luar biasa," tutup dia.
Sedikit catatan, pada 2024 GOTO mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 15,9 triliun, atau naik 8 persen secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya.
Sementara itu, rugi usaha tercatat turun sebesar 78 persen menjadi Rp 2,2 triliun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 10,3 triliun.
Kemudian, rugi tahun berjalan juga berkurang signifikan sebesar 94 persen menjadi Rp 5,5 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 90,5 triliun.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini