KOMPAS.com – Siapa yang tak kenal Oreo? Biskuit sandwich dengan isian krim manis di tengah ini telah menjadi camilan favorit lintas generasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Meski tampak sederhana, biskuit Oreo memiliki sejarah panjang dan menjadi produk andalan dari salah satu raksasa industri makanan global sejak ratusan tahun silam sampai hari ini.
Oreo pertama kali diperkenalkan pada 6 Maret 1912 di Amerika Serikat oleh perusahaan makanan Nabisco (National Biscuit Company). Produk ini diluncurkan sebagai pesaing biskuit serupa bernama Hydrox, yang lebih dulu hadir di pasar.
Namun, dengan strategi pemasaran dan kualitas produk yang lebih digemari konsumen, Oreo justru melesat jauh dan mendominasi pasar mengangkangi Hydrox yang sebenarnya pelopor awal biskuit hitam ini.
Ciri khas Oreo adalah dua biskuit cokelat tipis yang diapit krim manis berwarna putih. Slogannya yang terkenal, "Twist, Lick, Dunk," atau dalam Bahasa Indonesia dipopulerkan dengan iklan "Diputar, Dijilat, terus Dicelupin,".
Baca juga: Siapa Pemilik Fairmont, Hotel Mewah Tempat Rapat Anggota DPR RI?
Hingga kini, Oreo telah dipasarkan di lebih dari 100 negara dan menjadi salah satu merek biskuit terlaris di dunia. Di Indonesia, biskuit Oreo dikenal luas sejak akhir 1990-an dan menjadi bagian dari makanan ringan yang digemari anak-anak hingga dewasa.
Selain dijual sebagai biskuit, Oreo juga diolah menjadi bahan campuran berbagai produk lain seperti es krim, kue, donat, hingga minuman berbasis kopi dan susu.
Sebagai informasi saja, mengutip Britannica Money, pemilik Oreo adalah Mondelez International, perusahaan raksasa biskuit yang berbasis di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Mondelez International merupakan hasil pemisahan (spin-off) dari Kraft Foods pada tahun 2012, yang secara khusus fokus pada sektor makanan ringan global.
Sementara Kraft Food, kemudian digabung ke Heinz yang sebenarnya kepemilikan sahamnya masih saling terafiliasi. Sebagai perusahaan terpisah, Mondelez kemudian mencatatkan di pasar modal Nasdaq dengan kode emiten MDLZ pada tahun 2012.
Mengutip situs resmi perusahaan, Mondelez memiliki sejumlah merek ternama selain Oreo, seperti Cadbury (cokelat), Toblerone (cokelat Swiss), Trident (permen karet), dan BelVita (biskuit sarapan).
Baca juga: Siapa Pemilik Dufan Ancol, Punya Swasta atau Pemerintah?
Namun dari banyaknya produk, biskuit Oreo masih terlalu dominan dari sisi keseluruhan penjualan perusahaan. Di Indonesia, produk Mondelez termasuk Oreo, Cadbury, dan Biskuat, diproduksi oleh PT Mondelez Indonesia Manufacturing yang memiliki pabrik di Cikarang, Jawa Barat.
Sementara itu dilansir dari MarketScreener, pemegang saham dominan di Mondelez International adalah dua raksasa investasi terbesar dunia yakni Vanguard Fiduciary Trust Co dan BlackRock Advisors LLC.
Keduanya menggenggam saham Mondelez International masing-masing sebanyak 9,93 persen dan 5,80 persen. Pemegang saham lainnya yang cukup dominan adalah JP Morgan Investment 4,64 persen, State Street Corporation 4,55 persen, dan Capital Research and Management Co sebesar 4,39 persen.
Kelima pemegang saham teratas tersebut seluruhnya tercatat di Amerika Serikat. Jadi sudah tahu kan siapa pemilik Oreo?
Salah satu perusahaan pemilik Oreo adalah Blackrock, kemudian pemegang saham lainnya produsen biskuit Oreo adalah Vanguard.Baca juga: Siapa Pemilik Wisma Nusantara, Pencakar Langit Pertama di ASEAN?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang