Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pemilik Wisma Nusantara, Pencakar Langit Pertama di ASEAN?

Kompas.com - 28/07/2025, 11:52 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com – Di tengah riuhnya gedung pencakar langit di kawasan perkantoran Thamrin, Jakarta Pusat, berdiri sebuah gedung tua bersejarah: Wisma Nusantara.

Gedung ini bukan hanya landmark Jakarta sejak puluhan tahun silam, tetapi juga mencatatkan diri sebagai gedung pencakar langit pertama di Indonesia, sekaligus yang pertama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Pembangunan Wisma Nusantara dimulai pada tahun 1964. Namun karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia di masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, proyek ini sempat mangkrak selama beberapa tahun.

Baru pada masa awal pemerintahan Presiden Soeharto, proyek ini kembali dilanjutkan. Melalui skema pinjaman dari pemerintah Jepang, pembangunan Wisma Nusantara dilanjutkan sebagai bagian dari kerja sama bilateral Indonesia-Jepang.

Wisma Nusantara kemudian selesai dibangun dan resmi dibuka pada tahun 1972. Gedung ini juga terkenal sebagai bangunan tinggi generasi pertama yang tahan gempa yang dibangun kontraktor Jepang, Mitsui.

Baca juga: Siapa Pemilik Hotel Kartika Chandra di Gatsu, Benarkah Milik Tentara?

Dengan tinggi sekitar 117 meter dan 30 lantai, Wisma Nusantara menjadi gedung tertinggi pertama di Asia Tenggara pada masanya.

Pemilik Wisma Nusantara

Untuk diketahui saja, perusahaan pengelola dan pemilik Wisma Nusantara adalah PT Wisma Nusantara Internasional.

Mengutip situs resmi perusahaan, saham PT Wisma Nusantara International awalnya dimiliki oleh Mitsui 55 persen dan pemerintah Indonesia 45 persen.

Namun saat ini, PT Wisma Nusantara International sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Guthrie Overseas Investment Pte Ltd (GOI), anak usaha dari Guthrie GTS asal Singapura.

Sisanya digenggam oleh pemegang saham lama, Mitsui. Tak ada informasi lebih lanjut di situs resminya bagaimana saham pemerintah beralih menjadi milik swasta PMA (penanaman modal asing).

PT Wisma Nusantara International juga merupakan pengelola gedung perkantoran Wisma Nusantara dan Hotel Novotel Benoa Bali. 

Baca juga: Sosok Konglomerat Pemilik Hotel Padma

Meski berstatus PMA asal Singapura, Guthrie kerap dikaitkan dengan Putra Masagung, anak pendiri Toko Buku Gunung Agung.

Pengembangan Gedung Wisma Nusantara ini terus dilakukan oleh pemilik baru. Misalnya pada 2002, dibangun jembatan penghubung dengan Hotel Nikko (kini berubah nama menjadi Hotel Pullman).

Pada tahun 2005, Gedung Annex didirikan untuk mengakomodasi area parkir bagi tamu dan penyewa perkantoran di Wisma Nusantara dan Hotel Nikko.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau