JAKARTA, KOMPAS.com – Teknologi Ride Height Device (RHD) yang biasa digunakan di ajang MotoGP, kini mulai diadaptasi di dunia balap lokal Indonesia. Kemunculan sokbreker modern ini berawal dari kebutuhan para pebalap muda di kelas pembibitan nasional.
Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, banyak kejuaraan membuka kategori usia di bawah 12 tahun dan 14 tahun.
Namun, postur tubuh pebalap yang masih kecil sering kali membuat mereka kesulitan mengendalikan motor balap berukuran besar, seperti Honda Supra GTR.
Baca juga: Apa Itu Transmisi Mobil? Bedakan AT, CVT, dan DCT dengan Mudah
“Anak-anak ini kesulitan banget pada saat harus berhenti atau start. Mereka sampai kelabakan mau nurunin kaki sebelah mana dulu” ujar Rivki Gunawan, CEO GG Suspension, kepada Kompas.com (29/10/2025).
“Bahkan ada yang sampai jumping terus jatuh, atau harus dipegang orang karena enggak bisa menapak. Padahal catatan waktunya bagus, tapi karena harus ditahan orang lain, jadi enggak fair,” kata dia.
Melihat kondisi itu, Rivki mengembangkan alat suspensi yang bisa naik-turun secara mekanis, mirip dengan sistem Rear Height Device (RHD) yang digunakan di MotoGP. Teknologi ini memungkinkan tinggi motor diatur agar pebalap lebih mudah menapak ke tanah saat start.
Baca juga: Pedagang Mobil Bekas Menghindari Jual Mobil Merek China
Teknologi Ride Height Device (RHD) yang biasa digunakan di ajang MotoGP, kini mulai diadaptasi di dunia balap lokal Indonesia oleh GG Suspension“Kenapa kita bikin yang belakang dulu? Karena memang fungsinya paling terasa untuk bantu joki-joki kecil biar enggak kesulitan napak. Harapannya mereka bisa lebih pede, kemungkinan motor jumping atau terbalik juga berkurang,” ujarnya.
Menurut Rivki, hasil uji coba di lintasan menunjukkan perangkat ini efektif meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan diri pmbalap.
“Pembalap kita, termasuk yang posturnya pendek, jadi lebih pede saat start. Bahkan ada yang saking pedenya sampai jumpstart,” katanya.
Baca juga: Rahasia di Balik Teknologi Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid
KTM mulai mencoba menggunakan holeshot device pada RC16. (Photo by JEAN-FRANCOIS MONIER / AFP)Selain membantu pebalap kecil, sistem suspensi ini juga memberi keuntungan bagi pengendara dengan postur lebih tinggi.
“Salah satu rider kita yang posturnya lebih tinggi, dia bilang motornya sekarang lebih gampang dikontrol, kemungkinan wheelie juga berkurang,” ucap Rivki.
Secara teknis, perangkat buatan GG Suspension ini mampu menurunkan tinggi bagian belakang motor hingga 30–31 cm, menjadikannya lebih ceper dan stabil saat melakukan start.
Dengan hadirnya inovasi ini, Rivki berharap sistem Ride Height Device bisa menjadi solusi baru bagi dunia balap nasional, terutama untuk mencetak pebalap muda yang lebih percaya diri dan kompetitif di lintasan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang