Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

27 Siswa Palangka Raya Diduga Keracunan MBG, Disdik Benarkan Anak Sakit Perut, BGN Singgung Imun

Kompas.com - 29/09/2025, 19:12 WIB
Akhmad Dhani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Terjadi perbedaan keterangan antara Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya dan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait insiden 27 siswa SD yang jatuh sakit usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 4 September 2025.

Pihak Disdik menyebut peristiwa itu sebagai keracunan, sementara BGN menolaknya dengan alasan kondisi imunitas siswa.

Baca juga: 27 Siswa SD Diduga Keracunan MBG di Palangka Raya, Ini Klarifikasi BGN

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya menjelaskan kronologi peristiwa dugaan keracunan yang dialami oleh 27 orang siswa sekolah dasar (SD) usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di salah satu sekolah di Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada tanggal 4 September, usai mereka menerima laporan terkait adanya siswa yang mengalami gangguan kesehatan seperti sakit perut setelah mengonsumsi MBG.

“Itu tanggal 4 September, ada anak-anak sakit perut, makanya kami minta pihak sekolah melaporkan ke SPPG, pihak SPPG lalu memanggil puskesmas, pihak puskesmas bahkan datang ke sekolah, ada 25 orang (yang dirawat), sorenya itu bertambah 2 orang lagi, cuman dibawa ke Rumah Sakit Pambelum (untuk dirawat),” beber Jayani saat diwawancarai awak media usai menghadiri kegiatan rapat paripurna di Kantor DPRD Kota Palangka Raya, Senin (29/9/2025).

Kedua wali murid yang anaknya dirawat di Rumah Sakit Pembelum itu kemudian menelepon Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya untuk meminta penjelasan.

“Saya konfirmasi ke kepala sekolah, dia membenarkan bahwa dua siswa itu juga mengalami sakit perut. Kata kepala sekolah, waktu itu menu yang disajikan ayam goreng krispi beserta saos, mungkin karena saosnya. Itu kata pihak Puskesmas Jekan Raya juga,” tambahnya.

Sekolah tempat terjadinya peristiwa itu adalah SD Negeri 3 Bukit Tunggal yang terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 8. Puluhan siswa tersebut, kata Jayani, berasal dari kelas yang sama, yakni kelas V.

“Waktu itu BGN kooperatif dengan memanggil pihak puskesmas, sampai memberikan susu beruang khawatir ada keracunan, tetapi saat ini seluruh siswa sudah masuk sekolah,” pungkasnya.

BGN Bantah Keracunan

Koordinator Wilayah (Korwil) Badan Gizi Nasional (BGN) Palangka Raya, Nur Izzah Dinillah, membenarkan adanya insiden tersebut. Namun, dia membantah bahwa peristiwa itu disebut keracunan, dengan alasan ada banyak faktor yang membuat anak-anak saat itu tak siap menyantap menu MBG.

“Kami membenarkan bahwa telah terjadi insiden sejumlah siswa mengalami gangguan kesehatan. Namun, kami menegaskan bahwa kami tidak dapat menyatakan insiden ini sebagai ‘keracunan’, karena adanya banyak faktor anak-anak yang memang sebelumnya sudah terkena radang tenggorokan serta imunnya yang sedang turun. Karena imunnya yang turun mengakibatkan anak-anak tersebut mudah terkena dampak dari saos cepat saji,” jelas Nur kepada Kompas.com melalui keterangan tertulisnya, Senin (29/9/2025).

Pihaknya saat itu telah menawarkan untuk merujuk siswa yang bergejala ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Namun, dari pihak sekolah, setelah memberikan pertolongan pertama, memutuskan untuk tidak melanjutkan rujukan tersebut,” katanya lagi.

Baca juga: Bantah Puluhan Siswa Keracunan MBG, BGN Palangka Raya: Itu Gangguan Kesehatan

Nur mengeklaim bahwa seluruh siswa yang mengalami gejala gangguan kesehatan telah ditangani dan saat ini telah pulih sepenuhnya.

Kata dia, tidak ada lagi siswa yang memerlukan rawat inap di rumah sakit, dan mereka telah kembali beraktivitas seperti biasa, termasuk kembali mengikuti program makanan bergizi.

“Tidak ada dampak trauma yang ditimbulkan dari kejadian ini. Kami akan terus memperketat prosedur operasional standar (SOP) untuk memastikan bahwa program MBG di Kota Palangka Raya terbebas dari keracunan massal,” tambahnya.

Pihaknya berjanji untuk terus meningkatkan kualitas dan keamanan program ini demi kebaikan para penerima manfaat khususnya di Kota Palangka Raya.

“Demikian klarifikasi dari kami, semoga dapat dipahami secara jernih dan proporsional,” tandas Nur.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Pria Ditemukan Tewas di Jalan Pedurungan Semarang, Diduga Korban Pengeroyokan
Pria Ditemukan Tewas di Jalan Pedurungan Semarang, Diduga Korban Pengeroyokan
Regional
Kasus AI Pornografi di Semarang Naik Penyidikan, Korban Desak Chiko Ditapkan Tersangka
Kasus AI Pornografi di Semarang Naik Penyidikan, Korban Desak Chiko Ditapkan Tersangka
Regional
1 Anggota Polisi Diduga Pemeras Warga Batam Rp 1 Miliar Ditangkap
1 Anggota Polisi Diduga Pemeras Warga Batam Rp 1 Miliar Ditangkap
Regional
Tingkatkan Profesionalisme ASN, Pemkab Bandung Barat Raih Penghargaan Mitra Kerja Terbaik dari BKN
Tingkatkan Profesionalisme ASN, Pemkab Bandung Barat Raih Penghargaan Mitra Kerja Terbaik dari BKN
Regional
8 Orang Bersenpi Gerebek dan Peras Warga Batam Rp 1 Miliar, Ngaku dari BNN
8 Orang Bersenpi Gerebek dan Peras Warga Batam Rp 1 Miliar, Ngaku dari BNN
Regional
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Regional
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau