Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub Kota Malang Usulkan Angkot Sebagai Feeder Trans Jatim

Kompas.com - 08/06/2025, 16:48 WIB
Nugraha Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Malang secara proaktif mendukung rencana realisasi program Trans Jatim koridor Malang Raya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mengusulkan penggunaan mikrobus sebagai armada utama dengan menjalin komunikasi bersama paguyuban angkutan kota (angkot) konvensional untuk berfungsi sebagai angkutan pengumpan (feeder).

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menjelaskan, pihaknya telah memberikan masukan kepada Pemprov Jatim terkait kondisi infrastruktur jalan di Kota Malang.

Baca juga: Orleysen, Tektok Malang-Jakarta-Malang Cuma untuk Nonton Timnas di GBK

Ia menegaskan, kapasitas jalan di dalam kota tidak akan mampu menampung bus berdimensi besar seperti yang dioperasikan pada koridor Trans Jatim lainnya.

"Tingkat kesulitan di Kota Malang adalah kapasitas jalan. Tidak akan mungkin mampu menampung bus yang dengan dimensi besar, maka kami sarankan mikrobus," ujar Widjaja pada Minggu (8/6/2025).

Baca juga: Terjatuh, 2 Penjambret Penumpang Angkot di Medan Babak Belur Dihajar Massa

Konsep Rute

Widjaja juga menjelaskan bahwa telah ada dua konsep rute yang didiskusikan dengan pemerintah provinsi.

Alternatif pertama adalah rute yang membelah tengah kota melalui Jalan Ahmad Yani. 

Alternatif kedua adalah rute menyusuri lingkar luar kota dari Karanglo menuju Terminal Hamid Rusdi melewati Jalan Raden Intan, Sulfat, hingga Kyai Ageng Gribig.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Dishub Kota Malang telah merancang sistem feeder yang akan diintegrasikan dengan layanan Trans Jatim.

Konsep ini bertujuan untuk memberdayakan paguyuban angkot yang sudah ada dan kini tengah dalam tahap komunikasi intensif.

"Kami sudah berdiskusi dengan para paguyuban. Kata kuncinya adalah mereka ingin berubah menjadi lebih baik dan bisa bersaing," katanya.

Langkah ini diharapkan menjadi solusi bagi angkot yang saat ini berjuang dengan load factor atau tingkat keterisian penumpang yang sangat rendah, bahkan di bawah 30 persen.

Dengan berfungsi sebagai feeder, paguyuban angkot diharapkan dapat dialihfungsikan untuk melayani penumpang dari dan menuju halte Trans Jatim, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

"Ini adalah peluang. Daripada mereka jalan dengan penumpang hanya dua atau tiga orang dan menghabiskan BBM, kita ajak bersama-sama untuk memecahkan masalah," jelasnya.

Meski Dishub Jatim menargetkan program ini berjalan pada Oktober tahun ini, Widjaja menyampaikan bahwa terdapat kemungkinan penundaan.

Terkait tarif feeder, ia menegaskan, layanan tersebut akan tetap berbayar sesuai tarif yang berlaku saat ini, karena Pemkot Malang tidak mengalokasikan subsidi khusus.

"Yang terpenting kita memulai. Soal ada kekurangan, akan kita perbaiki. Kami sudah sepakat dengan teman-teman paguyuban," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Jemaah Haji 88 Tahun Asal Bangkalan Meninggal di Tenda Mina, Diduga Kelelahan
Jemaah Haji 88 Tahun Asal Bangkalan Meninggal di Tenda Mina, Diduga Kelelahan
Surabaya
Rumah di Probolinggo Dilempar Bondet oleh 2 OTK, Pemilik: Saya Tidak Punya Musuh
Rumah di Probolinggo Dilempar Bondet oleh 2 OTK, Pemilik: Saya Tidak Punya Musuh
Surabaya
Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka
Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka
Surabaya
Jelang Porprov IX Jatim 2025, 7 Hotel di Kota Malang Habis Dipesan Kontingen Berbagai Daerah
Jelang Porprov IX Jatim 2025, 7 Hotel di Kota Malang Habis Dipesan Kontingen Berbagai Daerah
Surabaya
Pak Saelan Akan Teruskan Usaha Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Siapa Dia?
Pak Saelan Akan Teruskan Usaha Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Siapa Dia?
Surabaya
Manfaat Besek Bambu untuk Menyimpan Daging Kurban, Apa Saja?
Manfaat Besek Bambu untuk Menyimpan Daging Kurban, Apa Saja?
Surabaya
Dishub Kota Malang Usulkan Angkot Sebagai Feeder Trans Jatim
Dishub Kota Malang Usulkan Angkot Sebagai Feeder Trans Jatim
Surabaya
Cerita Munir Asal Kediri Lolos Seleksi Al Azhar Kairo, Giat Belajar sampai Nginap di Rumah Guru
Cerita Munir Asal Kediri Lolos Seleksi Al Azhar Kairo, Giat Belajar sampai Nginap di Rumah Guru
Surabaya
Jamaah Haji Ilegal Meninggal di Gurun, Pemilik Travel Ditangkap Otoritas Arab Saudi
Jamaah Haji Ilegal Meninggal di Gurun, Pemilik Travel Ditangkap Otoritas Arab Saudi
Surabaya
Kisah Haru Alfita, Kini Hidup Sendiri Setelah Sang Nenek yang Dirawatnya Sejak 5 SD Meninggal Dunia
Kisah Haru Alfita, Kini Hidup Sendiri Setelah Sang Nenek yang Dirawatnya Sejak 5 SD Meninggal Dunia
Surabaya
King Kobra Sepanjang 3 Meter Masuk Rumah ASN Situbondo, Begini Cara Aman Damkar Mengevakuasinya
King Kobra Sepanjang 3 Meter Masuk Rumah ASN Situbondo, Begini Cara Aman Damkar Mengevakuasinya
Surabaya
Kronologi 2 Mobil PJR Polda Jatim Kejar-kejaran dengan Ertiga yang Bawa Rokok Ilegal hingga Kecelakaan
Kronologi 2 Mobil PJR Polda Jatim Kejar-kejaran dengan Ertiga yang Bawa Rokok Ilegal hingga Kecelakaan
Surabaya
Jari Manis Bengkak karena Cincin Sulit Dilepas, Warga Pamekasan Datangi Damkar
Jari Manis Bengkak karena Cincin Sulit Dilepas, Warga Pamekasan Datangi Damkar
Surabaya
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Sumenep Minta Tambahan 30.000 Tabung
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Sumenep Minta Tambahan 30.000 Tabung
Surabaya
Detik-detik Ertiga Tertabrak KA Turangga di Surabaya: Sopir Cerita Warga Tak Berani Dorong, kecuali 1 Orang
Detik-detik Ertiga Tertabrak KA Turangga di Surabaya: Sopir Cerita Warga Tak Berani Dorong, kecuali 1 Orang
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau