Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekelumit Cerita Tutik, Rela Tinggalkan Kemegahan Ibu Kota demi Jaga Literasi Anak Desa

Kompas.com - 15/09/2025, 13:34 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Matahari mulai memancarkan sinar merahnya pertanda malam akan segera tiba.

Seorang perempuan paruh baya dengan kaca mata kotak duduk tenang sambil merapikan buku-buku di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Lumajang, Minggu (14/9/2025).

Dia adalah Tutik Endriyani (50), seorang pustakawan senior di Perpusda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Gema klakson dan hiruk pikuk Jakarta kini telah digantikan oleh kesunyian sebuah kota kecil di kaki Gunung Semeru dengan tumpukan buku koleksi di rak perpustakaan.

Tutik memang lahir di Banyuwangi. Namun, hampir seperempat perjalanan hidupnya dihabiskan di Jakarta. Ia bergabung dengan salah satu non-govermental organization (NGO).

"Saya selesai kuliah di Yogyakarta langsung ke Jakarta bergabung dengan NGO," kata Tutik kepada Kompas.com, Minggu (14/9/2025).

Baca juga: Perjuangan Deni Dirikan Rumah Baca demi Nyalakan Lentera Literasi Anak Bangsa

Di balik kaca mata tebalnya, tersimpan cerita pengorbanan Tutik. Dulu, ia adalah satu di antara tiga serangkai yang merintis berdirinya NGO itu.

Gajinya saat itu bisa dikatakan fantastis dan sangat cukup untuk dibuat kehidupan sehari-hari di ibu kota.

Namun, panggilan hati untuk mengabdikan diri pada literasi membawanya terbang jauh ke Lumajang, menjadi seorang pustakawan sederhana.

Sejatinya, keputusannya ini sempat dipertanyakan teman-teman dekatnya. Sulit bagi mereka memahami mengapa ia memilih menukar kemewahan di ibu kota dengan kesederhanaan rak-rak buku yang berdebu.

Namun, bagi Tutik, ketentraman hidup tak bisa diukur hanya dengan tumpukan uang.

Senyum anak-anak yang matanya berbinar saat menemukan buku favoritnya di sudut perpustakaan, kini jadi kesejukan tersendiri untuknya.

Di sisi lain, dorongan dari orang tua membuatnya semakin yakin bahwa perpustakaan adalah rumah di mana Tutik harus pulang.

Baca juga: Kuda Pustaka: Upaya Menanam Literasi di Lereng Gunung Slamet

"Jadi dulu ceritanya saya masih di Jakarta itu disuruh orang tua untuk menemani adik saya daftar PNS, saya coba daftar ternyata diterima, adik saya malah yang gak lolos, saya anggap ini jalan yang diberikan Tuhan untuk saya," ungkap Tutik.

"Kalau gaji ya jauh besaran waktu di Jakarta, kalau sekarang ya gaji layaknya PNS, cukup memang untuk sehari-hari, tinggal bagaimana kita mengolah saja," lanjutnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Surabaya
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Surabaya
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Surabaya
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Surabaya
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Surabaya
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Surabaya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Surabaya
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Surabaya
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Surabaya
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Surabaya
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Surabaya
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Surabaya
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Surabaya
Rekap Bencana di Lumajang pada Sabtu Malam, 8 Kecamatan Terdampak
Rekap Bencana di Lumajang pada Sabtu Malam, 8 Kecamatan Terdampak
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau