KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2025 bukanlah masa perpeloncoan antara pelajar senior ke junior.
Menurut Mu'ti, MPLS adalah masa murid bari mengenal lingkungan belajar yang baru dan memiliki teman-teman baru.
“MPLS bukanlah masa perpeloncoan di mana senioritas menunjukkan kehebatannya kepada para junior,” kata Mu'ti dalam acara Peluncuran MPLS Ramah bersama Penerima Beasiswa ADEM, di Kantor Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/7/2025) di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Jumat (11/7/2025).
“Tetapi masa di mana para murid baru memasuki lingkungan baru, berdiskusi dan memiliki kawan-kawan baru, serta membangkitkan semangat baru untuk menjadi lebih baik melalui pendidikan,” lanjutnya.
Baca juga: 4 Kegiatan yang Dilarang dalam MPLS 2025, Apa Saja?
Mu'ti menjelaskan, MPLS 2025 diberi tema sebagai MPLS Ramah dan diluncurkan menjadi program yang berkaitan dengan tidak hanya pengenalan lingkungan sekolah.
Melainkan juga terkait dengan lingkungan pendidikan di mana para murid belajar yang juga fokus pada penekanan pada penguatan karakter.
“Lebih menekankan pada pentingnya penguatan karakter pendidikan, pengembangan bakat, minat dan semangat untuk semua kita belajar,” ujarnya.
Mu'ti juga tegas melarang adanya perpeloncoan di sekolah pada masa MPLS 2025. Pihaknya juga sudah menyiapkan mekanisme pengawasan MPLS di sekolah.
Semua kegiatan dalam MPLS, kata Mu'ti, juga harus mendapat pendampingan dari guru. Pelaksanaan MPLS di sekolah juga diminta Mu'ti untuk ditanyakan juga oleh Dinas Pendidikan setempat.
Baca juga: Ini Link Panduan Pelaksanaan MPLS Tahun Ajaran 2025/2026
“Sehingga tidak ada, mohon maaf misalnya kadang-kadang ada tradisi senior memplonco junior dan sebagainya, ini semaksimal mungkin harus dihindari,” ungkapnya.
“Karena itu maka pertanggungjawaban penuh pelaksanaan MPLS itu ada pada para kepala sekolah dan juga dinas-dinas pendidikan akan berkumpul, mengawasi pelaksanaan MPLS,” jelas Mu'ti.