Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Nvidia Ungkap Alasan Pilih Fisika daripada Ilmu Komputer

Kompas.com - 28/07/2025, 17:51 WIB
Elaine Keisha,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu silam, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (Minatsaintek) Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) mengungkap bahwa minat siswa Indonesia berkurang untuk sains, terutama fisika.

Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (28/7/2025) Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerjasama FMIPA UGM, Wiwit Suryanto, mendapati beberapa alasan kurangnya minat mahasiswa.

“Ketidakmampuan melihat manfaat langsung dari ilmu sains membuat mereka kehilangan motivasi untuk mempelajarinya. Banyak siswa merasa takut terhadap simbol, angka, dan persamaan matematika yang kompleks,” ujarnya pada sebuah publikasi UGM.

Baca juga: Minat Generasi Muda Terhadap Sains Turun, Riady Foundation Luncurkan STEM Indonesia Cerdas

Tanggapan mahasiswa dan penggiat sains di Indonesia

Dilansir dari Kompas.com, pendiri bimbingan belajar daring Cerebrum, Alif Hijriah juga mengungkap bahwa hafalan rumus bukan solusi, melainkan para pelajar seharusnya memahami konsep.

Misalnya, dengan mengaitkan pelajaran Fisika pada kehidupan sehari-hari. Seorang mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Fatur Rohman juga mengatakan hal serupa terkait sains, termasuk fisika.

“IPA itu menurut aku sesuatu yang melekat di kehidupan kita ya, karena semua kehidupan kita mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi itu semua bisa dijelaskan dengan IPA, dan kita bisa merasakan semua kemajuan sekarang itu kan dengan IPA,” jelasnya pada salah satu acara pertemuan program beasiswa pada Kompas.com.

Beberapa konsep yang dipelajari di Fisika mungkin tak langsung terlihat manfaatnya. Namun, sebenarnya hal itu bisa membantu kita untuk menjadi lebih logis dan sistematis dalam menghadapi permasalahan.

Baca juga: Stop Hafal Rumus, Begini Cara Biar Jago Matematika dan Fisika

Alasan CEO Nvidia lebih pilih Fisika

Berkaitan dengan itu, CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa dirinya akan memilih Program Studi Fisika jika saat ini masih menjadi mahasiswa, dibandingkan Ilmu Komputer.

Dulunya, ia berkuliah di Jurusan Teknik Elektro di Oregon State University dan Stanford.

Dilansir dari CNBC, Huang tidak menjelaskan alasan spesifik tentang pilihannya itu. Namun, dirinya sempat membicarakan hal yang berkaitan di sebuah acara bertajuk The Hill & Valley Forum, April lalu.

Setelah kemunculan berbagai gelombang AI, mulai dari AlexNet sekitar 12 hingga 14 tahun lalu yang memicu kemajuan AI persepsi.

Kemudian, disusul oleh gelombang kedua berupa AI generatif dan kini saatnya memasuki gelombang berikutnya, yaitu AI penalaran (reasoning AI).

“Gelombang berikutnya mengharuskan kita memahami hal-hal seperti hukum fisika, gesekan, kelembaman, sebab dan akibat,” ujarnya dikutip dari laman CNBC pada Senin (28/7/2025).

Implementasi nyata fisika dalam AI, contohnya seperti memprediksi dimana bola akan menggelinding, memahami besaran gaya yang dibutuhkan untuk mencengkram benda tanpa merusaknya atau menyimpulkan keberadaan pejalanan kaki di belakang mobil.


Baca juga: Bill Gates Sebut 3 Pekerjaan yang Tak Tersingkirkan AI, Apa Saja?

Dari kegiatan yang disebutkan, semuanya membutuhkan pemahaman dan penalaran tentang hukum-hukum fisika, bukan sekadar pemrosesan data.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau