Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2024, 07:01 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Belakangan ini, narasi mengenai bahaya air rebusan mi instan ramai beredar di media sosial.

Unggahan tersebut menyebutkan bahwa air rebusan mi instan mengandung lilin, sehingga tidak aman dikonsumsi.

Akibatnya, banyak orang percaya bahwa air rebusan pertama mi instan harus dibuang. Namun, klaim ini ternyata tidak benar dan perlu diluruskan.

Baca juga: Resep Bakwan Mi Instan, Gorengan Praktis dan Mengenyangkan

Fakta tentang air rebusan mi instan

Menurut dokter dan ahli gizi Tan Shot Yen, air rebusan mi instan yang berubah warna tetap aman untuk dikonsumsi.

Ia menegaskan bahwa produk yang telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memenuhi standar keamanan dan higienitas.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

“Jika air rebusannya bahaya, maka mi-nya lebih bahaya lagi dong? Wah, itu menyesatkan,” ujar Tan dilansir dari Kompas.com (12/1/2023).

Pernyataan ini diperkuat oleh buku Mi Instan: Mitos, Fakta, dan Potensi (2016) karya FG Winarno.

Baca juga: Resep Mi Goreng Tuna Jamur, Pakai Mi Instan

Dalam buku tersebut disebutkan bahwa air rebusan mi instan justru mengandung nutrisi seperti garam (mineral) dan vitamin yang larut selama proses pemanasan. Dengan membuang air rebusan, cita rasa mi instan juga akan berkurang.

Bahaya mengonsumsi mi instan terlalu sering

Meski air rebusan mi instan aman, konsumsi mi instan secara berlebihan tetap tidak dianjurkan.

Ilustrasi mi instan.UNSPLASH/KE VIN Ilustrasi mi instan.

Menurut Tan Shot Yen, mi instan yang dikonsumsi terlalu sering dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti obesitas dan gangguan gizi, terutama pada anak-anak.

Baca juga: Resep Mi Instan Kuah Susu, Gurih Bikin Nagih

“Istilah bahaya itu relatif. Tidak ada orang yang makan mi instan lalu langsung sakit atau kejang-kejang. Namun, jika menjadi kebiasaan, terlalu sering, dan terlalu banyak, itu baru berbahaya,” jelasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau