JAKARTA, KOMPAS.com - Hindari menyantap steak langsung dalam kondisi panas. Seharusnya, steak dikonsumsi dalam suhu ruang.
"Steak itu enggak dimakan saat panas-panas, cukup dalam temperatur ruangan. Dimakan bersama saus yang panas," kata koki selebriti Yuda Bustara saat ditemui media dalam acara Meat & Livestock Australia (MLA) di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025).
Baca juga:
Itu sebabnya, steak biasa disajikan dalam kondisi hangat, saat suhu panas dari proses memasak sudah turun.
Perubahan suhu steak dari panas ke hangat terjadi selagi makanan ini diistirahatkan (resting) di meja dapur.
Proses mengistirahatkan steak wajib dilakukan saat memasak olahan daging sapi asal Eropa ini.
Baca juga: Koki Ini Tidak Sarankan Take Away Steak, Mengapa?
Bukan sekedar menurunkan suhu, resting steak juga bertujuan untuk memadatkan jus (cairan dalam daging) agar tidak keluar saat dipotong.
"Banyak orang Indonesia bilang, 'steak-nya masih berdarah', padahal 'darah' yang dimaksud adalah jus yang keluar saat steak belum di-resting dengan baik," jelas Yuda.
Baca juga: Apakah Daging Sapi Lokal Bisa Dibuat Jadi Steak?
Setidaknya, steak harus diistirahatkan sesuai dengan durasi memasaknya. Contohnya, steak dimasak selama 10 menit, yang berarti durasi resting steak juga 10 menit.
"Selain jus steak-nya kembali ke tempat masing-masing, tidak ada air atau darah saat dipotong. Rasanya juga akan lebih juicy," tambah dia.
Baca juga:
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniView this post on Instagram