WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Rusia diam-diam mengirimkan bahan bakar atau minyak olahan ke Korea Utara pada tingkat yang tampaknya melanggar batasan yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB.
Gedung Putih melaporkan hal ini pada Kamis (2/5/2024), menyusul sanksi baru yang akan segera diberlakukan sebagai tanggapannya.
Pengungkapan ini terjadi pada hari pertama setelah panel ahli PBB yang memantau penegakan sanksi PBB terhadap Korea Utara terkait program senjata nuklir dibubarkan setelah adanya veto Rusia.
Baca juga: Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina
“Pada saat yang sama ketika Moskwa memveto pembaruan mandat panel tersebut, Rusia telah mengirimkan minyak olahan dari Port Vostochny ke DPRK (Korea Utara),” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, dilansir dari Reuters.
Di bawah sanksi PBB, Pyongyang dibatasi mengimpor 500.000 barel produk olahan per tahun.
Kirby mengatakan bahwa pada bulan Maret saja, Rusia mengirimkan lebih dari 165.000 barel minyak olahan ke Korea Utara.
Mengingat kedekatannya dengan pelabuhan komersial Rusia dan Korea Utara, Rusia dapat mempertahankan pengiriman ini tanpa batas waktu.
Rusia memblokir pembaruan tahunan pemantau sanksi PBB pada akhir Maret dalam apa yang digambarkan seorang pejabat AS sebagai langkah yang diperhitungkan Moskwa untuk menyembunyikan pelanggarannya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Kirby mengatakan Amerika Serikat akan terus menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang berupaya memfasilitasi transfer senjata dan minyak olahan antara Rusia dan Korea Utara.
“Kami sebelumnya telah berupaya mengoordinasikan penetapan sanksi otonom dengan mitra kami, termasuk Australia, Uni Eropa, Jepang, Selandia Baru, Republik Korea, dan Inggris, dan kami akan terus melakukannya,” katanya.
Baca juga: Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Matt Miller mengatakan AS dan sekutu-sekutunya sedang berupaya mengumumkan penetapan sanksi baru yang terkoordinasi pada bulan ini.
AS dan Korea Selatan pada Maret meluncurkan satuan tugas yang bertujuan mencegah Korea Utara mendapatkan minyak ilegal.
AS dan negara-negara lain juga menuduh Korea Utara mentransfer senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, yang mereka serang pada Februari 2022.
Baca juga: Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran
Baik Moskwa maupun Pyongyang menyangkal tuduhan tersebut, namun tahun lalu berjanji untuk memperdalam hubungan militer.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini