PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan dukungan tanpa syarat bagi Rusia terkait perang di Ukraina.
Hal ini disampaikan Kim dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, sebagaimana dilaporkan media pemerintah Korea Utara, KCNA.
Kim menegaskan, pihaknya mendukung semua langkah yang diambil kepemimpinan Rusia untuk menangani akar krisis Ukraina.
Baca juga: Petinggi Militer Korsel, AS, dan Jepang Bertemu di Seoul, Bahas Ancaman Korea Utara-Rusia
“Saya memiliki keyakinan teguh bahwa tentara dan rakyat Rusia pasti akan meraih kemenangan dalam mencapai tujuan suci membela martabat dan kepentingan dasar negara,” ujar Kim seperti dikutip KCNA.
Pertemuan antara Kim dan Lavrov berlangsung pada Sabtu (12/7/2025) dalam suasana yang disebut KCNA “dipenuhi rasa saling percaya yang hangat.”
Di platform Telegram, Kementerian Luar Negeri Rusia turut mengunggah video pertemuan tersebut yang memperlihatkan Kim dan Lavrov berjabat tangan serta berpelukan.
Selain bertemu Kim, Lavrov juga menemui Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui, dikutip dari BBC.
Dalam kesempatan itu, Lavrov menyampaikan terima kasih kepada tentara Korea Utara yang “heroik” karena telah dikerahkan untuk membantu Rusia, sebagaimana dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
Baca juga: Kyiv Membara Usai Dihujani Rudal dan Drone Rusia Besar-besaran
Sejumlah pejabat Barat memperkirakan Korea Utara telah mengirim sekitar 11.000 tentara ke Rusia sepanjang tahun terakhir untuk memperkuat pasukan Rusia di medan perang Ukraina.
Adapun invasi skala penuh Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022 di bawah komando Presiden Vladimir Putin.
Dukungan militer Korea Utara ini mencuat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan melanjutkan pasokan militer ke Ukraina, yang sempat tertunda.
Dalam wawancara dengan NBC News pada Kamis lalu, Trump mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan NATO untuk mengirim sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina melalui aliansi tersebut, menyusul peningkatan serangan udara Rusia.
Pyongyang secara terbuka pertama kali mengakui pengiriman pasukannya ke Rusia pada April lalu.
Pengakuan ini muncul beberapa bulan setelah Ukraina dan negara-negara Barat mengungkap pergerakan besar pasukan Korea Utara ke garis depan perang Rusia-Ukraina.
Pada Juni tahun lalu, Kim Jong Un dan Vladimir Putin menandatangani perjanjian yang menyatakan kedua negara akan saling mendukung jika salah satu menghadapi “agresi”.
Baca juga: Pilot F-16 Andalan Ukraina Tewas Usai Jatuhkan Drone dan Rudal Rusia
Selain itu, Korea Utara juga berencana mengirim ribuan pekerja untuk membantu membangun kembali wilayah Kursk di Rusia yang terdampak perang, menurut pejabat keamanan Moskwa bulan lalu.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini