TEL AVIV, KOMPAS.com - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel, Mike Huckabee pada Selasa (15/7/2025) mendesak penyelidikan mendalam dan sanksi atas kasus pemukulan hingga tewas seorang warga Palestina-Amerika di Tepi Barat.
Seruan ini menjadi salah satu tekanan publik langka yang dilayangkan pemerintahan Presiden Donald Trump kepada sekutunya itu.
Korban, Saif al-Din Abdul Karim Musalat (20), lahir dan besar di Florida, AS. Ia mengelola kedai es krim di Tampa dan sedang berada di Sinjil, Tepi Barat, untuk mengunjungi keluarga besarnya.
Baca juga: Warga AS-Palestina Tewas di Tepi Barat, Keluarga Desak Amerika Lakukan Penyelidikan
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Musalat tewas pada Jumat (11/7/2025) setelah dipukuli para pemukim Israel, di tengah gelombang kekerasan ekstremis yang meningkat di kawasan itu seiring serangan Israel ke Gaza.
“Saya telah meminta Israel untuk menyelidiki secara agresif pembunuhan Saif Mussallet, seorang warga negara Amerika yang sedang mengunjungi keluarganya di Sinjil ketika ia dipukuli hingga tewas,” tulis Huckabee melalui platform X, menggunakan ejaan alternatif.
“Harus ada pertanggungjawaban atas tindakan kriminal dan teroris ini. Saif baru berusia 20 tahun,” tambahnya, dikutip dari AFP.
Keluarga Musalat menyebut pemuda itu tewas saat mencoba melindungi tanah keluarga mereka dari para pemukim yang berusaha mengambil alih.
Mereka juga menuding para pemukim menghalangi ambulans yang hendak mengevakuasi Musalat, hingga nyawanya tak tertolong.
Selama ini, Trump dikenal sebagai pendukung kuat Israel. Pada masa jabatan pertamanya, AS bahkan menentang konsensus internasional yang menyatakan bahwa permukiman Israel di wilayah pendudukan adalah ilegal.
Huckabee, yang juga mantan gubernur Arkansas, termasuk pendukung lama permukiman Yahudi di wilayah Palestina. Ia bahkan menyebut Israel memiliki hak atas “Yudea dan Samaria,” istilah Alkitab untuk menyebut Tepi Barat.
Sementara itu, Hakeem Jeffries, tokoh senior Partai Demokrat di DPR AS, turut mendesak Israel untuk bertindak. Ia juga menuntut pemerintahan Trump mengambil sikap lebih tegas.
Baca juga: Warga Palestina di Tepi Barat Terancam Kehilangan Rumah, Israel Ajukan Permohonan Penggusuran
“Pemerintahan Trump tidak bisa terus menutup mata terhadap apa yang terjadi di Tepi Barat jika benar-benar berkomitmen untuk menemukan perdamaian yang adil dan abadi antara Israel dan rakyat Palestina,” ujar Jeffries dalam pernyataannya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini