Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa-Tsunami Rusia Mereda, Jutaan Orang di Belasan Negara Bisa Pulang

Kompas.com - 31/07/2025, 09:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com – Peringatan tsunami resmi dicabut di sejumlah negara sepanjang pesisir Samudra Pasifik, Rabu (30/7/2025), setelah gempa Rusia bermagnitudo 8,8 mengguncang timur jauh negara itu.

Gempa besar tersebut sempat memicu kekhawatiran terjadinya tsunami dahsyat. Belasan negara—termasuk Jepang, Amerika Serikat, Ekuador, hingga Chile—mengeluarkan imbauan agar warga menjauh dari pesisir.

Gelombang tsunami setinggi hingga 4 meter diprediksi menghantam beberapa wilayah. Namun, gelombang yang terjadi ternyata lebih kecil dari perkiraan. Negara demi negara pun mulai mencabut peringatan atau menurunkan level kewaspadaan.

Baca juga: Usai Gempa, Rusia Dihantam Erupsi Gunung Berapi Klyuchevskoy

Dampak gempa Rusia, jutaan warga dievakuasi

Warga berhamburan untuk menghindari pesisir pantai di Hawaii setelah adanya peringatan akibat gempa Rusia, Rabu (30/7/2025).AFP/EUGENE TANNER Warga berhamburan untuk menghindari pesisir pantai di Hawaii setelah adanya peringatan akibat gempa Rusia, Rabu (30/7/2025).
Di Jepang, sekitar dua juta orang sempat diperintahkan mengungsi ke dataran tinggi.

Salah satu lokasi yang menjadi perhatian adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang sempat dievakuasi sementara. Fasilitas ini pernah mengalami kerusakan parah saat tsunami 2011.

Meski tidak ada laporan kerusakan besar, media Jepang melaporkan satu korban jiwa. Seorang perempuan tewas setelah mobil yang dikendarainya terjun dari tebing saat mencoba menyelamatkan diri.

Sementara itu di Chile, Kementerian Dalam Negeri menyebutkan bahwa evakuasi yang dilakukan merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah negara. Sebanyak 1,4 juta warga diminta mengungsi ke tempat lebih tinggi.

"Kami tidak mencatat adanya korban jiwa atau kerusakan. Gelombang yang mencapai pantai utara hanya setinggi 60 sentimeter," demikian pernyataan resmi otoritas Chile, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Rusia Sukses Tangani Gempa-Tsunami: Evakuasi 1 Jam, Nol Korban Jiwa

Aktivitas kembali normal usai gempa-tsunami Rusia

Kondisi serupa juga terjadi di Kepulauan Galapagos, Ekuador. Awalnya, gelombang setinggi 3 meter sempat diperkirakan akan menerjang wilayah ini. Namun, yang terjadi hanya gelombang setinggi sedikit di atas satu meter.

“Permukaan air laut sempat turun, lalu naik lagi secara mendadak, tapi tidak ada kerusakan,” kata Isabel Grijalva (38), warga Pulau Santa Cruz.

Menurut dia, kondisi sudah kembali tenang. “Saya akan kembali bekerja. Restoran-restoran sudah buka lagi, dan tempat-tempat wisata juga dibuka kembali,” ujarnya.

Sebelumnya, otoritas Galapagos menutup taman nasional, meliburkan sekolah, membunyikan sirene peringatan, dan mengevakuasi wisatawan dari kapal ke daratan.

Baca juga: Daftar Negara Pasifik yang Peringatkan Tsunami Usai Gempa Rusia M 8,8

Kerusakan terparah di Rusia

Tangkapan layar dari video drone yang memperlihatkan tsunami Rusia menghantam pesisir Kota Severo-Kurilsk di Pulau Kuril, Rabu (30/7/2025), setelah gempa Rusia bermagnitudo 8,8 mengguncang, terkuat di negara itu sejak 1952.BADAN GEOFISIKA AKADEMI SAINS RUSIA via AFP Tangkapan layar dari video drone yang memperlihatkan tsunami Rusia menghantam pesisir Kota Severo-Kurilsk di Pulau Kuril, Rabu (30/7/2025), setelah gempa Rusia bermagnitudo 8,8 mengguncang, terkuat di negara itu sejak 1952.
Kerusakan paling parah dilaporkan terjadi di Rusia, tepatnya di pelabuhan Severo-Kurilsk. Gelombang tsunami menghantam pelabuhan dan merendam pabrik pengolahan ikan.

Rekaman stasiun tv pemerintah menunjukkan bangunan dan puing-puing tersapu ke laut. Wali Kota Alexander Ovsyannikov mengatakan, gelombang bahkan mencapai Monumen Perang Dunia II yang berada sekitar 400 meter dari garis pantai.

Meski gempa ini menjadi yang terkuat di kawasan Kamchatka sejak 1952, kerusakan yang ditimbulkan tergolong terbatas. Beberapa orang mengalami luka ringan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau