Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Warga Sipil Tewas Ditembak Paramiliter Sudan saat Coba Melarikan Diri

Kompas.com - 04/08/2025, 17:29 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KHARTOUM, KOMPAS.com – Sedikitnya 14 warga sipil tewas ketika mencoba melarikan diri dari kota yang terkepung di Darfur, Sudan, menyusul serangan pasukan paramiliter Sudan atau Rapid Support Forces (RSF).

Peristiwa itu dilaporkan oleh kelompok hak asasi manusia Emergency Lawyers, Senin (4/8/2025).

Serangan terjadi di sebuah desa di pinggiran El-Fasher pada Sabtu (2/8/2025), hanya dua hari setelah pemerintahan sementara RSF mengimbau warga sipil untuk mengungsi dari kota tersebut dengan janji keselamatan.

Baca juga: Sudan Kembali Mencekam, Tentara dan Paramiliter Bertempur Dekat Ibu Kota

"Para korban telah meninggalkan El-Fasher dalam upaya untuk melarikan diri dari pengepungan dan pertempuran yang semakin meningkat," demikian pernyataan Emergency Lawyers, kelompok yang aktif mendokumentasikan pelanggaran selama konflik antara RSF dan militer Sudan.

Selain korban jiwa, puluhan orang dilaporkan terluka dan sejumlah lainnya ditahan. Namun, jumlah pastinya belum dapat diverifikasi secara independen.

Kantor berita AFP menyebutkan, gangguan komunikasi di wilayah Darfur membuat akses informasi sangat terbatas, termasuk bagi jurnalis.

El-Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara, telah dikepung oleh pasukan RSF sejak Mei 2024. Namun hingga kini, kota tersebut masih berada di bawah kendali militer Sudan.

Peringatan PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berulang kali menyuarakan kekhawatiran atas nasib lebih dari satu juta warga sipil yang terjebak di El-Fasher dan kamp-kamp pengungsian di sekitarnya.

Tanpa akses bantuan kemanusiaan dan layanan dasar, banyak keluarga terpaksa bertahan hidup dengan mengonsumsi pakan ternak yang stoknya mulai menipis sejak minggu lalu.

Perang antara militer Sudan dan RSF yang meletus sejak April 2023 telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kelaparan serta pengungsian yang disebut PBB sebagai salah satu yang terburuk di dunia saat ini.

Jika RSF berhasil merebut El-Fasher, mereka akan menguasai seluruh wilayah Darfur di barat Sudan, serta memperluas dominasi ke sebagian besar wilayah selatan bersama sekutu politik mereka.

Baca juga: HRW: Pasukan Sudan Selatan Gunakan Senjata Pembakar, 58 Orang Tewas

Imbauan evakuasi RSF

Pada Kamis (31/7/2025), pemerintahan yang dibentuk RSF menyerukan evakuasi massal warga El-Fasher menuju desa Qarni, sebuah wilayah di barat laut kota.

“Saya meminta Anda untuk meninggalkan El-Fasher dan menuju Qarni, gerbang barat laut kota, tempat pasukan kami dan aliansi Tasis berada dan akan memastikan keselamatan Anda,” kata Gubernur Darfur yang ditunjuk RSF, Al-Hadi Idris, dalam pidato video.

Tasis merupakan aliansi politik pendukung RSF yang pada akhir Juli 2025 menetapkan pemerintahan tandingan berbasis di Nyala, ibu kota negara bagian Darfur Selatan. Pemerintah yang mereka bentuk belum diakui secara internasional.

Uni Afrika bahkan telah meminta negara-negara anggotanya untuk tidak mengakui apa yang disebut sebagai pemerintahan paralel.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau