Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Gaza, Norwegia Cabut Investasi di 11 Perusahaan Israel

Kompas.com - 13/08/2025, 11:58 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

OSLO, KOMPAS.com – Lembaga pengelola dana kekayaan negara Norwegia, Norges Bank Investment Management, memutuskan untuk menarik investasi di sejumlah perusahaan Israel.

Pengumuman ini disampaikan pada Senin (11/8/2025), setelah laporan media mengungkap bahwa dana tersebut mengalir ke Bet Shemesh Engines Ltd (BSEL), produsen suku cadang mesin jet tempur yang melayani militer Israel.

“Langkah ini diambil sebagai respons atas keadaan yang sangat buruk. Situasi di Gaza adalah krisis kemanusiaan yang serius,” kata Nicolai Tangen, CEO Norges Bank Investment Management, seperti dikutip dari Aljazeera.

Baca juga: Kenapa Negara-negara Barat Berbalik Dukung Palestina?

Menurut Tangen, pihaknya kini sepenuhnya melepas saham di 11 perusahaan Israel dari total 61 perusahaan yang sebelumnya masuk portofolio per 30 Juni.

“Kami telah menjual semuanya dan akan terus meninjau perusahaan-perusahaan Israel lain untuk kemungkinan divestasi,” ujarnya.

Tangen menegaskan, dana itu telah lama mengalir kepada perusahaan yang terkait perang di Gaza.

“Kami terus memantau manajemen risiko perusahaan di zona konflik dan menghormati hak asasi manusia,” tambahnya.

Tanggapan Pemerintah Norwegia

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store turut nenyoroti situasi di Gaza akibat perang dengan Israel sejak 7 Oktober 2023.Instagram @jonasgahrs Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store turut nenyoroti situasi di Gaza akibat perang dengan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Sebelumnya, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store menyebut investasi di BSEL sebagai hal yang “mengkhawatirkan”.

Perusahaan tersebut memasok komponen bagi jet tempur Israel yang digunakan dalam operasi militer di Gaza.

Dana kekayaan Norwegia, yang merupakan yang terbesar di dunia dan memegang saham di 8.700 perusahaan global, tahun lalu juga menjual saham di perusahaan energi dan telekomunikasi Israel.

Pada Juni 2025, dana pensiun terbesar Norwegia memutus hubungan bisnis dengan perusahaan yang beroperasi di Israel.

Meski begitu, di bulan yang sama, Parlemen Norwegia menolak usulan untuk menarik semua investasi dari perusahaan yang memiliki kegiatan di wilayah Palestina yang diduduki.

Baca juga: Ribuan Warga Israel Ingin Pindah ke Gaza, Sebut Sudah Kosong dari Orang Palestina

Tekanan internasional

Analisis dokumen oleh Reuters menunjukkan sejumlah lembaga keuangan besar Eropa mulai mengurangi hubungan dengan perusahaan Israel, di tengah meningkatnya tekanan dari aktivis dan pemerintah untuk mengakhiri perang di Gaza.

Bulan lalu, Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina, Francesca Albanese, menyerukan negara-negara memutus seluruh hubungan dagang dan keuangan dengan Israel, termasuk embargo senjata penuh.

Dalam laporannya yang berjudul From Economy of Occupation to Economy of Genocide, Albanese menuding adanya “mesin korporasi” yang menopang proyek genosida Israel untuk menggusur dan mengganti penduduk Palestina di wilayah pendudukan.

Laporan itu menyebut sejumlah perusahaan – mulai dari produsen senjata, raksasa teknologi, industri alat berat, hingga lembaga keuangan – terlibat dalam penindasan terhadap warga Palestina, mulai dari mendukung ekspansi permukiman hingga memfasilitasi pengawasan dan pembunuhan warga sipil.

Baca juga: Pelapor PBB Ungkap 48 Perusahaan Bantu Pendudukan Israel di Gaza

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau