Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Resmi Nyatakan Kelaparan di Gaza, Bencana Pertama di Timur Tengah

Kompas.com - 23/08/2025, 17:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (22/8/2025) secara resmi menyatakan terjadi kelaparan di Gaza yang pertama kalinya di kawasan Timur Tengah.

“Ini adalah kelaparan, kelaparan Gaza,” kata Tom Fletcher, koordinator bantuan darurat PBB, seperti yang dilansir dari AFP pada hari yang sama.

Fletcher menyalahkan Israel atas kelaparan di Gaza karena “penghalangan sistematis” terhadap pengiriman bantuan ke wilayah Palestina yang hancur akibat perang itu.

Baca juga: Anak-anak Ini Galang Dana Bersihkan Pantai untuk Bantu Anak yang Kelaparan di Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam laporan yang didukung PBB itu sebagai “dusta terang-terangan”, dan kementerian luar negeri menegaskan “Tidak ada kelaparan di Gaza”.

Penilaian kelaparan pertama di Timur Tengah ini dibuat oleh Integrated Food Security Phase Classification Initiative (IPC), sebuah koalisi pemantau yang ditugaskan PBB untuk memberi peringatan tentang krisis yang akan datang.

Klasifikasi bencana kelaparan

Perlu diketahui bahwa kasus kelaparan terjadi ketika 20 persen rumah tangga mengalami kekurangan makanan ekstrem, 30 persen anak di bawah lima tahun menderita malnutrisi akut, dan setidaknya dua dari setiap 10.000 orang meninggal setiap hari akibat kelaparan total atau malnutrisi yang dikombinasikan dengan penyakit.

Menurut IPC, per 15 Agustus 2025, kelaparan (IPC Fase 5) telah terjadi di kegubernuran Gaza.

“Lebih dari setengah juta orang di Jalur Gaza menghadapi kondisi katastropik yang ditandai kelaparan, kemiskinan ekstrem, dan kematian,” kata laporan IPC.

Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 641.000 orang di kegubernuran Deir el-Balah dan Khan Yunis pada akhir September.

IPC mengatakan ini adalah “pertama kalinya kelaparan secara resmi dikonfirmasi di kawasan Timur Tengah.”

Sebelumnya, kelaparan pernah diproyeksikan di Yaman pada 2018, tetapi tidak pernah dikonfirmasi secara resmi, meskipun terjadi krisis kemanusiaan di negara itu, kata juru bicara kepada AFP.

Warga Palestina berkerumun di titik distribusi bantuan yang didirikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dikelola swasta, dekat kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada tanggal Rabu (25/6/2025). Puluhan negara menuntut penghentian perang di Gaza. Beberapa di antaranya mengakui negara Palestina, meski tetap berdagang dengan Israel.AFP/EYAD BABA Warga Palestina berkerumun di titik distribusi bantuan yang didirikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dikelola swasta, dekat kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada tanggal Rabu (25/6/2025). Puluhan negara menuntut penghentian perang di Gaza. Beberapa di antaranya mengakui negara Palestina, meski tetap berdagang dengan Israel.

Baca juga: Bantuan via Udara Tidak Cukup Atasi Krisis dan Kelaparan di Gaza

Penyebab tragedi kelaparan di Gaza

Fletcher menekankan bahwa kelaparan di Gaza sepenuhnya “buatan manusia”, dipicu eskalasi konflik sejak Juli, pengungsian massal sejak Maret, serta akses yang sangat terbatas terhadap makanan.

“Ini adalah kelaparan yang seharusnya bisa kami cegah, jika diizinkan. Namun makanan menumpuk di perbatasan karena penghalangan sistematis oleh Israel,” terang Fletcher di Jenewa.

Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, menyebut penggunaan kelaparan sebagai bagian metode pertempuran adalah “kejahatan perang”.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata segera dan akses kemanusiaan penuh ke Gaza.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau