Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serang Gaza, Netanyahu Disebut Utamakan Koalisi daripada Keamanan

Kompas.com - 04/09/2025, 22:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

TEL AVIV, KOMPAS.com - Ketua partai oposisi Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman, mengkritik tajam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan menuduhnya membawa "kehancuran politik" dan lebih memprioritaskan kelangsungan koalisi daripada keamanan Israel.

"Kita berada dalam kehancuran politik; kita belum pernah terisolasi seperti ini. Tidak ada manajemen perang, yang ada hanyalah kelangsungan koalisi," kata Lieberman, Kamis (4/9/2025) kepada lembaga penyiaran publik Israel, KAN.

Lieberman mengkritik kurangnya keterlibatan pemerintah dalam negosiasi dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Israel Retak, Netanyahu dan Panglima Tentara Berkonflik

"Yang mengganggu saya adalah ada inisiatif dari Mesir, Qatar, dan AS, tetapi saya tidak melihat adanya proposal dari Israel," ujar Beiteinu.

"Masalah dengan pemerintahan ini adalah pertimbangan politik selalu lebih penting daripada pertimbangan keamanan," sambungnya.

Pada 18 Agustus, Hamas menyetujui proposal yang didukung mediator untuk gencatan senjata parsial dan pertukaran tahanan di Gaza.

Akan tetapi, Israel belum menanggapi, meskipun persyaratannya sejalan dengan tawaran sebelumnya yang diajukan oleh utusan AS Steve Witkoff, yang telah diterima Tel Aviv.

Sebaliknya, Netanyahu lebih memilih menduduki Gaza City dengan dalih membebaskan tawanan dan mengalahkan Hamas.

Baca juga: Balas Kritik Netanyahu, Macron: Jangan Jadikan Antisemitisme Senjata Politik

Langkah tersebut banyak diragukan oleh para penentang dan mantan pejabat, sementara militer Israel sendiri memperingatkan bahwa operasi tersebut menimbulkan risiko serius bagi nyawa para tawanan.

Tentara Israel telah melancarkan serangan militer brutal di Jalur Gaza, dan menewaskan lebih dari 63.700 warga Palestina.

Kampanye militer tersebut telah menghancurkan daerah kantong yang kini menghadapi bencana kelaparan.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Baca juga: Israel Akan Memulai Perundingan Pembebasan Sandera, Netanyahu Tegaskan Target Kuasai Gaza

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau