Hamas Luncurkan Operasi Militer Tongkat Musa, Tandingi Serangan Israel di Gaza

GAZA, KOMPAS.com – Brigade Al Qassam, sayap bersenjata Hamas, merilis rekaman video yang memperlihatkan serangan terhadap kendaraan militer Israel di kawasan Jabaliya, Jalur Gaza utara. 

Aksi ini diklaim sebagai bagian dari rangkaian operasi yang mereka namakan sebagai "Tongkat Musa", sebagaimana dilansir The Palestine Chronicle, Kamis (4/9/2025).

Dalam video tersebut, tiga milisi Al Qassam terlihat keluar dari sebuah rumah yang hancur sebelum melancarkan serangan. 

Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 105 Orang di Gaza, Puluhan Anak dan Jurnalis Jadi Korban

Salah satu milisi menembakkan senjata antitank "Yasin 105" ke arah tank Merkava, sementara lainnya menanam bahan peledak di kendaraan pengangkut personel lapis baja di Jalan Al Ghabari, lalu segera mundur.

Adegan lain menampilkan seorang milisi berusaha membuka kokpit tank yang lain untuk memasukkan bahan peledak. 

Saat mendapati kokpit terkunci, para milisi menembakkan senjata antitank Al-Yasin dan senapan mesin ke arah tank tersebut dan kendaraan lapis baja lainnya di dekatnya.

Sebelumnya pada Rabu (3/9/2025), Hamas mengumumkan dimulainya operasi militer bernama "Tongkat Musa". 

Operasi militer tersebut dikatakan sebagai respons terhadap kampanye "Gideon 2" yang diluncurkan Israel untuk menduduki Gaza City.

Seorang sumber mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan pertama dalam operasi tersebut dilakukan dalam beberapa hari terakhir di Jabaliya dan Zaytoun, beberapa jam setelah Israel mengumumkan dimulainya Gideon 2.

Baca juga: Coretan Free Gaza di Monumen Holocaust Perancis Dikecam

Situasi di Gaza

Sejak gencatan senjata berakhir pada 18 Maret 2025, militer Israel terus menggencarkan serangan udara di Jalur Gaza. Ribuan warga Palestina dilaporkan tewas maupun terluka.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan Amerika Serikat (AS) melancarkan operasi militer yang telah menewaskan lebih dari 63.700 warga Palestina. 

Lebih dari 161.000 orang dilaporkan mengalami luka-luka, sementara ribuan lainnya hilang.

Mayoritas penduduk terpaksa mengungsi. Infrastruktur di Gaza juga mengalami kerusakan parah.

Selain serangan militer, blokade Israel menyebabkan krisis pangan. Ratusan warga Palestina, sebagian besar anak-anak, meninggal akibat kelaparan, sementara ratusan ribu lainnya terancam.

Baca juga: Terungkap, Trump Ingin Pindahkan Semua Warga Gaza dan Jadikan Pusat Pariwisata