Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Trump Ingin Pindahkan Semua Warga Gaza dan Jadikan Pusat Pariwisata

Kompas.com - 01/09/2025, 08:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk memindah seluruh penduduk Gaza dan membangun kawasan parwisata di sana.

Menurut laporan The Washington Post berdasarkan dokumen prospektus setebal 38 halaman, sebanyak 2 juta warga Gaza akan dipindah secara sementara.

Dalam dokumen tersebut, Gaza akan diubah menjadi kawasan perwalian internasional dengan kendali AS setidaknya selama 10 tahun. 

Baca juga: Hamas Akhirnya Konfirmasi Kematian Pemimpin Gaza, Mohammed Sinwar

Rencana itu memuat visi Trump untuk menjadikan Gaza sebagai Riviera-nya Timur Tengah, sekaligus pusat pariwisata dan teknologi tinggi.

Pemindahan dapat dilakukan secara "sukarela" ke negara lain atau ke zona aman terbatas di dalam Gaza selama masa pembangunan, sebagaimana dilansir AFP, Minggu (31/8/2025).

Dalam "membangun" Gaza, direncanakan akan ada enam hingga delapan kota pintar dengan akal imitasi atau artifial intelligence (AI) di daerah kantong itu.

Bagi warga Gaza yang memiliki tanah, rencana ini menawarkan kompensasi berupa token digital dari yayasan pengelola. 

Token itu dapat digunakan untuk memulai hidup baru di luar negeri atau ditukar dengan unit apartemen di "kota pintar" tersebut.

Baca juga: Greta Thunberg Tolak Tuduhan Antisemitisme Saat Pimpin Armada Bantuan Kedua ke Gaza

Badan yang akan memimpin program ini disebut Gaza Reconstitution, Economic Acceleration and Transformation Trust (GREAT Trust). 

The Washington Post menyebut, lembaga ini dirancang oleh sejumlah tokoh Israel yang sebelumnya juga mendirikan Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

GHF, yang mendapat dukungan AS dan Israel, sempat menuai kritik keras dari berbagai kelompok kemanusiaan dan PBB. 

Laporan kantor hak asasi manusia PBB pada 22 Juli lalu menyebut, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina yang sedang mengantre bantuan pangan dari GHF, hampir tiga perempatmya terjadi di sekitar lokasi distribusi.

Trump sebelumnya sempat mengejutkan dunia pada awal 2025 ketika menyampaikan gagasan agar AS mengambil alih Jalur Gaza, memindahkan seluruh warganya, dan membangun properti mewah di tepi laut.

Baca juga: Aksi Terbesar, Ratusan Aktivis dari 44 Negara Siap Berlayar ke Jalur Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji gagasan tersebut, sementara negara-negara Eropa dan Arab mengecam keras.

Trump bahkan memimpin rapat khusus pekan lalu mengenai rencana pascaperang Gaza. 

Namun, Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan resmi atau keputusan akhir terkait rencana tersebut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS tidak memberikan komentar saat dimintai tanggapan oleh AFP.

Baca juga: Titik Kritis Kelaparan di Gaza, PBB: 200 Saluran Pangan Harus Segera Diaktifkan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau