Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Terbesar, Ratusan Aktivis dari 44 Negara Siap Berlayar ke Jalur Gaza

Kompas.com - 30/08/2025, 09:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BARCELONA, KOMPAS.com – Ratusan aktivis pro-Palestina dari 44 negara berencana berlayar dari Spanyol menuju Jalur Gaza pada Minggu (31/8/2025). 

Mereka akan menempuh perjalanan menggunakan puluhan kapal pengangkut bantuan dalam misi kemanusiaan yang dinamai Armada Sumud Global.

Kata "Sumud" dalam bahasa Arab berarti ketekunan, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Titik Kritis Kelaparan di Gaza, PBB: 200 Saluran Pangan Harus Segera Diaktifkan

Armada ini disebut sebagai yang terbesar sejak 15 tahun terakhir, tepatnya sejak Israel memberlakukan blokade laut di Gaza pada 2007.

Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, bersama politisi sayap kiri Portugal, Mariana Mortagua, termasuk di antara peserta yang turut serta dalam pelayaran tersebut. 

Secara keseluruhan, ratusan orang dari berbagai latar belakang akan berangkat dari sejumlah pelabuhan di Spanyol.

Saif Abukeshek, salah satu penyelenggara yang juga merupakan warga Palestina di Spanyol, mendesak pemerintah Eropa agar menekan Israel untuk tidak menghalangi perjalanan armada ini.

Baca juga: Anak-anak Gaza Kelaparan Parah Sampai Tak Kuat Menangis

"Mereka perlu bertindak untuk membela hak asasi manusia dan menjamin keamanan armada ini," ujar Abukeshek kepada Reuters di Barcelona, Kamis (28/8/2025).

Upaya pengiriman bantuan ke Gaza lewat jalur laut sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan. Namun, Israel kerap menggagalkan misi tersebut. 

Salah satunya pada 2010, ketika pasukan khusus Israel menyerbu armada yang membawa aktivis Turkiye dan menewaskan sedikitnya sembilan orang.

Pada Juni 2025 lalu, pasukan Israel di laut kembali menyita kapal berbendera Inggris yang juga mengangkut Greta Thunberg bersama sejumlah aktivis yang berlayar ke Jalur Gaza. 

Baca juga: Demo Israel Membesar, Ribuan Warga Desak Akhiri Perang Gaza

Israel menilai aksi tersebut tidak murni kemanusiaan, melainkan bentuk propaganda yang mendukung Hamas.

Blokade laut di Gaza telah diberlakukan Israel sejak 2007. Menurut Tel Aviv, langkah itu bertujuan mencegah masuknya senjata ke tangan kelompok bersenjata.

Blokade tetap dipertahankan meski konflik di Gaza kerap memanas. Konflik terbaru meletus sejak 7 Oktober 2023 ketika Hamas menyerbu Israel dan menangkap sandera.

Sejak saat itu, Israel melancarkan operasi militer balasan di Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyebut hampir 63.000 warga Palestina tewas akibat serangan tersebut.

Selain blokade laut, Israel juga sempat menutup jalur darat Gaza pada awal Maret 2025 selama tiga bulan dengan alasan untuk mencegah bantuan dialihkan ke kelompok Hamas.

Baca juga: Maryam Abu Daqqa, Jurnalis Foto Gaza yang Gugur Saat Liput Serangan Israel

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau