KOMPAS.com-Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan penemuan dua spesies baru katak bertaring (famili Dicroglossidae) yang berasal dari Pegunungan Meratus, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Dua spesies tersebut dinamai Limnonectes maanyanorum sp. nov. dan Limnonectes nusantara sp. nov., yang sebelumnya dianggap termasuk spesies umum Limnonectes kuhlii.
“Penemuan ini adalah langkah penting dalam pencatatan keanekaragaman herpetofauna Kalimantan, sekaligus menegaskan peran Pegunungan Meratus sebagai wilayah konservasi spesies endemik,” ujar Profesor Riset Herpetologi dari PRBE BRIN, Amir Hamidy, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (16/7/2025), dilansir dari Antara.
Baca juga: Pakar IPB Ingatkan Bahaya Ular Weling, Bisa Serang Saraf hingga Sebabkan Gagal Napas
Limnonectes maanyanorum sp. nov. ditemukan di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah.
Nama spesies ini diberikan sebagai penghormatan kepada masyarakat adat Dayak Maanyan, yang tinggal di daerah tersebut. Di kalangan warga lokal, katak ini dikenal dengan sebutan Senteleng Watu atau “katak batu”.
Sementara itu, Limnonectes nusantara sp. nov. ditemukan di wilayah Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan.
Kata “Nusantara” dipilih sebagai lambang identitas nasional Indonesia, sekaligus merujuk pada Ibu Kota Negara baru yang juga berlokasi di Kalimantan. Di kalangan masyarakat Dayak Meratus, katak ini dikenal dengan nama Lampinik.
Baca juga: Tarsius, Primata Terkecil Dunia yang Terancam Punah: 13 Spesies Ada di Sulawesi
Amir menjelaskan, kedua spesies ini memiliki ukuran tubuh sedang, dengan ciri khas berupa struktur tulang menonjol menyerupai taring di rahang bawah, terutama pada jantan.
Selain itu, mereka memiliki jari kaki yang berselaput penuh, kulit berbintil, serta pola warna tubuh yang unik. Bentuk bintil dan ukuran taring menjadi penanda utama yang membedakan kedua spesies ini.
Hasil analisis genetik dan morfologi menunjukkan bahwa keduanya merupakan garis keturunan berbeda secara signifikan, berdasarkan jarak genetik pada sekuens gen 16S rRNA serta kombinasi karakter morfologis.
Analisis filogenetik juga memperlihatkan bahwa L. maanyanorum dan L. nusantara masing-masing membentuk klad monofiletik dengan tingkat dukungan statistik sangat tinggi, sekaligus menunjukkan perbedaan signifikan dibanding spesies lain, sehingga memperkuat statusnya sebagai spesies baru.
Baca juga: 2 Spesies Begonia Baru Ditemukan di Kalimantan, Salah Satunya Mirip Cakar Kucing
Menurut Amir, penemuan ini menegaskan pentingnya eksplorasi biodiversitas di wilayah tropis yang belum banyak tersentuh, termasuk Kalimantan yang menjadi bagian dari kawasan Sundaland, salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia.
“Penemuan ini membuktikan bahwa Kalimantan masih menyimpan banyak misteri biologi. Eksplorasi dan riset di wilayah terpencil harus terus diperkuat,” tegas Amir.
Penelitian ini merupakan hasil kerja sama antara Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) BRIN, Aichi University of Education, Kyoto University, dan Universitas Palangkaraya.
Hasil riset telah diterbitkan di jurnal internasional Zootaxa (Zootaxa 5575 (3): 387–408) pada 24 Januari 2025 dengan judul Two new species of fanged frog from Southeastern Borneo, Indonesia, yang dapat diakses melalui tautan resmi jurnal tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang