Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Lombok Jadi Gerbang Sirkuit, Ada 44 Penerbangan Ekstra MotoGP

Kompas.com - 06/10/2025, 12:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pintu gerbang menuju event balap motor paling bergengsi di dunia, Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok, dipenuhi geliat luar biasa seiring digelarnya MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Mandalika (3-5 Oktober 2025).

Bandara ini bukan lagi sekadar tempat transit, melainkan pit stop pertama yang menjanjikan pengalaman kelas dunia.

Lalu lintas penerbangan di Bandara Lombok terpantau jauh lebih ramai dari hari biasa.

Baca juga: Pengamat Sarankan Bandara Bali Utara Dibiayai Full Swasta

Peningkatan pergerakan penumpang mencapai puncaknya bertepatan dengan jadwal balapan utama pada Minggu (5/10/2025).

Bahkan, puncak eksodus keberangkatan diprediksi terjadi pada hari setelah balapan usai, yaitu Senin, 6 Oktober 2025.

Load Factor Tembus 90 Persen

Tingginya antusiasme penonton dan wisatawan terkonfirmasi dari data penerbangan yang melonjak tajam.

Hingga 8 Oktober 2025, maskapai telah mengajukan total 44 penerbangan tambahan (extra flight) untuk Bandara Lombok.

Baca juga: Jalan Nasional Arah Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima Diperbaiki

Direktur Utama InJourney Airports, Mohammad R. Pahlevi, memastikan bahwa seluruh fasilitas bandara mampu mengakomodir lonjakan ini, termasuk kedatangan official tim, pembalap, dan ribuan wisatawan.

"Lalu lintas penerbangan cukup bergairah di Bandara Zainuddin Abdul Madjid Lombok, dengan rata-rata load factor atau tingkat keterisian penumpang di setiap penerbangan mencapai sekitar 85 persen-90 persen," jelas Pahlevi, dikutip Kompas.com, Senin (6/10/2025).

Tingkat keterisian yang nyaris penuh ini membuktikan Lombok, khususnya Bandara Zainuddin Abdul Madjid, adalah pintu utama yang vital menuju Sirkuit Mandalika, dan telah beroperasi dengan standar kelas dunia.

Transformasi Terminal: Kolaborasi Budaya dan Experience MotoGP

InJourney Airports mengambil peran aktif dalam memberikan "wajah bangsa" yang terbaik bagi wisatawan internasional dan domestik.

Begitu mendarat, wisatawan sudah disajikan atmosfer MotoGP yang kental, melengkapi pengalaman budaya lokal

Terminal dilengkapi dengan lantai yang didesain menyerupai lintasan sirkuithingga replika sepeda motor MotoGP yang menjadi spot foto wajib.

Baca juga: Berkonsep Bedawang Nala, Bandara Bali Utara Bakal Saingi Changi Singapura

Nuansa balap disandingkan dengan kekayaan budaya lokal NTB. Di sejumlah titik, ditampilkan kain tenun Sasak sebagai lambang kemandirian dan kesabaran.

Para pembalap dan official tim disambut dengan budaya khas NTB, yaitu Sembeq (bentuk restu dan doa keselamatan), aktivitas Sesek (seni menenun), dan tabuhan Gendang Beleq (budaya Suku Sasak).

Mohammad R. Pahlevi menekankan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi seluruh stakeholder.

Bandara-bandara pendukung lain seperti Soekarno-Hatta (Tangerang), Juanda (Surabaya), Banyuwangi, dan I Gusti Ngurah Rai (Bali) juga ikut berperan dalam menyukseskan event kelas dunia ini, memastikan seluruh wisatawan sudah merasakan experience terbaik sesaat setelah mendarat.

Bandara Lombok kini menjadi representasi sempurna dari kolaborasi antara olahraga berkecepatan tinggi, pariwisata, dan kekayaan budaya lokal, menegaskan peran Indonesia di mata dunia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau