KOMPAS.com - Setiap makhluk punya cara unik untuk bertahan hidup. Bagi reptil seperti ular dan kadal, rahasianya terletak pada cara mereka membuang limbah tubuh. Jika manusia mengeluarkan urin cair, reptil justru menghasilkan kristal putih padat. Aneh? Mungkin. Tapi di balik keanehan itu ada kejeniusan evolusi: cara ini membuat mereka hemat air dan aman dari racun.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di Journal of the American Chemical Society mengungkap bagaimana trik biologis ini bekerja—dan bahkan memberi petunjuk bahwa mekanisme serupa suatu hari nanti bisa membantu manusia menghindari penyakit seperti asam urat dan batu ginjal.
Baca juga: Lebih Mematikan dari Kobra: Mengungkap Kekuatan Bisa Ular Weling
Reptil hidup di lingkungan panas dan kering, di mana setiap tetes air begitu berharga. Karena itu, mereka mengembangkan strategi biologis untuk tidak membuang air lewat urin.
Alih-alih mengeluarkan nitrogen dalam bentuk cair, reptil mengubahnya menjadi kristal padat (uric acid crystals). Limbah ini dikeluarkan melalui satu lubang bernama cloaca, menghasilkan kotoran padat berwarna putih seperti kapur — bukan urin cair seperti pada mamalia.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan meneliti lebih dari 20 spesies reptil, termasuk boa dan piton. Mereka menemukan pola yang konsisten: limbah reptil bukan sekadar debu acak, tapi terdiri dari jutaan bola mikroskopis yang tersusun dari kristal asam urat berukuran nano.
“Ini adalah cara alam menyelamatkan air sambil tetap membersihkan tubuh dari nitrogen,” tulis tim peneliti.
Baca juga: Mengapa Weling Dijuluki Ular Lima Langkah?
Spesies ball python menjadi model utama dalam penelitian ini. Di bawah mikroskop, limbah mereka tampak seperti bola-bola kecil berukuran 1 hingga 10 mikrometer, tersusun rapi dari lapisan kristal asam urat monohidrat.
Menariknya, permukaan kristal ini tidak halus. Ia justru aktif—menarik ion-ion penting seperti kalium, kalsium, dan magnesium. Artinya, selain membuang racun nitrogen, sistem ini juga membantu reptil menyeimbangkan kadar mineral dan air dalam tubuh.
Sebuah sistem biokimia yang sederhana tapi sangat efisien.
Ilustrasi ular sanca bola atau ball python.Yang menarik, kimia yang membuat reptil selamat justru bisa mematikan bagi manusia. Akumulasi asam urat dalam tubuh manusia dapat memicu asam urat (gout) atau batu ginjal. Namun reptil tidak pernah mengalami masalah ini karena mereka membungkus asam urat dengan rapi menjadi kristal padat dan segera mengeluarkannya.
Jennifer Swift, peneliti utama studi ini, menjelaskan, “Kami ingin memahami bagaimana reptil bisa mengeluarkan asam urat secara aman. Dari sana, mungkin kita bisa menemukan cara baru untuk mencegah penyakit pada manusia.”
Baca juga: Fosil Ular Purba Berusia 38 Juta Tahun Mengubah Pandangan Evolusi
Kristal asam urat reptil ternyata tidak statis. Seiring waktu, suhu, dan kelembapan, struktur kristal ini bisa berubah — dari bentuk monohidrat menjadi dihidrat atau bahkan bentuk anhidrat.
Perubahan ini bukan kebetulan. Ia menunjukkan bagaimana alam beradaptasi melalui kimia, menyesuaikan bentuk dan fungsi agar tetap aman bagi tubuh reptil di berbagai kondisi lingkungan.
Penemuan lain yang tak kalah menarik: kristal asam urat reptil dapat menjebak amonia, zat beracun yang sangat berbahaya jika menumpuk dalam tubuh.
Asam urat di dalam reptil bereaksi dengan amonia membentuk amonium urat, senyawa padat yang aman untuk disimpan dan dibuang kemudian. Dalam percobaan laboratorium, peneliti menemukan bahwa kristal asam urat yang direndam dalam larutan amonia juga berubah bentuk — menandakan reaksi yang sama terjadi.