Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Ilegal Durian dari Malaysia Makin Marak, DPR Minta Pengawasan Diperketat

Kompas.com - 12/10/2025, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com – Anggota Komisi VI DPR RI Ahmad Labib menyoroti maraknya peredaran durian ilegal asal Malaysia yang diduga masuk ke Indonesia melalui jalur Batam, Riau, dan Jakarta.

Ia menilai praktik penyelundupan tersebut telah merugikan petani lokal dan mengancam keberlangsungan usaha durian di dalam negeri.

"Setiap harinya tercatat ada ratusan koli durian ilegal yang masuk ke pasar kita. Praktik ini sangat merugikan petani lokal dan mengancam keberlangsungan usaha mereka. Barang-barang yang masuk 100 persen ilegal," kata Ahmad Labib dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (12/10/2025).

Baca juga: Malaysia Raup Rp 25 Triliun dalam 7 Tahun dari Ekspor Durian ke China

Ratusan Koli Durian Ilegal Masuk Tiap Hari

Labib menjelaskan, berdasarkan laporan yang ia terima dari sejumlah petani durian lokal, aksi penyelundupan ini dilakukan secara terorganisir oleh beberapa pedagang.

Ia mengungkapkan bahwa setiap hari sedikitnya 10 ton durian ilegal asal Malaysia masuk ke wilayah Indonesia tanpa izin resmi dari pemerintah.

Salah satu oknum penyelundup bahkan diduga rutin memasukkan 1 hingga 2 ton durian ilegal setiap hari ke wilayah Jakarta melalui jalur Batam dan Riau.

“Aksi ini jelas melanggar aturan perdagangan dan menimbulkan persaingan tidak sehat di pasar durian nasional,” ujarnya.

Menurutnya, masuknya durian impor tanpa izin tersebut telah memicu ketidakstabilan harga durian lokal di berbagai daerah, terutama saat musim panen.

Petani durian dalam negeri disebut mengalami penurunan harga jual akibat banjirnya produk impor ilegal di pasaran.

Baca juga: Bau Durian Dikira Gas Bocor, Warga Jerman Panik dan Panggil Damkar Tiga Kali

Kejahatan Ekonomi di Pasar Domestik

Ahmad Labib menilai bahwa kasus durian ilegal asal Malaysia hanyalah satu dari banyak contoh kejahatan ekonomi yang dilakukan oleh importir nakal. Ia menegaskan, fenomena ini menambah daftar panjang produk ilegal yang beredar di Indonesia.

“Durian ilegal ini menambah daftar panjang banyaknya barang atau produk ilegal yang masuk ke Indonesia, mulai dari pakaian, elektronik, hingga produk hortikultura lainnya. Indonesia benar-benar menjadi surga bagi pelaku-pelaku importir nakal yang merusak sistem ekonomi nasional,” tegas Labib.

Ia mengingatkan bahwa praktik seperti ini bukan hanya merugikan petani dan pelaku usaha kecil, tetapi juga berpotensi menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola perdagangan nasional.

Baca juga: Curi Durian di Toko, Pria di Singapura Ini Dipenjara

Dorongan Penindakan dan Pengawasan Ketat

Menindaklanjuti laporan yang diterima, Ahmad Labib menyampaikan bahwa data pelaku, nomor kontak, dan jalur distribusi penyelundupan durian ilegal telah diserahkan kepada Kementerian Perdagangan untuk ditindaklanjuti.

“Laporan mengenai pelaku, nomor kontak, serta jalur distribusi telah kami serahkan ke Kementerian Perdagangan untuk ditindaklanjuti. Kami ingin agar pelaku-pelaku seperti ini benar-benar diberantas hingga ke akarnya,” ujarnya.

Politikus Komisi VI DPR RI itu mendorong agar pengawasan impor dan distribusi durian diperketat, termasuk dengan pemanfaatan teknologi digital dan kerja sama lintas instansi.

Halaman:


Terkini Lainnya
5 Fakta Penemuan Dua Kerangka Manusia di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat
5 Fakta Penemuan Dua Kerangka Manusia di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat
Jawa Barat
BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Diperkirakan Terjadi November 2025–Februari 2026
BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Diperkirakan Terjadi November 2025–Februari 2026
Jawa Timur
Jenazah Pakubuwono XIII Disemayamkan di Sasana Parasdya, Warga Diperkenankan Datang Bertakziah
Jenazah Pakubuwono XIII Disemayamkan di Sasana Parasdya, Warga Diperkenankan Datang Bertakziah
Jawa Tengah
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Mangkat, Siapa Calon Penggantinya?
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Mangkat, Siapa Calon Penggantinya?
Jawa Tengah
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend Tahun Depan
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend Tahun Depan
Jawa Barat
BKN Ingatkan ASN: Tidak Masuk Kerja Bisa Berujung Pemecatan
BKN Ingatkan ASN: Tidak Masuk Kerja Bisa Berujung Pemecatan
Sulawesi Selatan
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau