Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Musim Hujan Masih Terjadi Januari-Februari 2025, di Mana Saja?

Kompas.com - 10/01/2025, 18:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Puncak musim hujan diperkirakan masih terjadi pada Januari hingga Februari 2025.

Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andri Ramdhani mengatakan, persentase wilayah yang masuk puncak musim hujan tahun ini mencapai 35 persen.

Jumlah tersebut lebih kecil ketimbang wilayah yang masuk puncak musim hujan pada November-Desember 2024 sebanyak 43 persen.

“Periode puncak musim hujan di wilayah Indonesia bervariasi tergantung pada masing - masing wilayahnya,” ujar Andri kepada Kompas.com Rabu (8/1/2025).

Baca juga: Januari Terasa Panas, Benarkah Puncak Musim Hujan Sudah Berakhir?

Daftar wilayah yang masuk puncak musim hujan Januari-Februari 2025

Andri membeberkan wilayah mana saja yang akan memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2025.

Berikut daftar lengkapnya:

Puncak musim hujan Januari 2025:

  • Sebagian Bengkulu
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Bali
  • NTB
  • NTT
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Maluku
  • Papua Barat Daya
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
  • Papua
  • Papua Pegunungan
  • Papua Selatan.

Baca juga: Cuaca Jawa Timur Panas di Saat Musim Hujan, sampai Kapan Terjadi?

Puncak musim hujan Februari 2025:

  • Sebagian kecil wilayah Jawa Barat
  • Sebagian kecil wilayah Jawa Tengah
  • Sebagian kecil wilayah Jawa Timur
  • Sebagian wilayah Sulawesi
  • Sebagian wilayah Maluku
  • Sebagian wilayah Papua
  • Sebagian wilayah Papua Pegunungan
  • Sebagian wilayah Papua Selatan.

Baca juga: Apakah Saat Ini Sudah Memasuki Puncak Musim Hujan 2024? Ini Kata BMKG

Puncak musim hujan 2025 disertai dinamika atmosfer

Andri menjelaskan, puncak musim hujan 2025 diwarnai sejumlah dinamika atmosfer berdasarkan pantauan BMKG pada awal Januari 2025.

Dinamika atmosfer tersebut berpotensi meningkatkan pertumbuhan bibit siklon tropis atau siklon tropis dan pertumbuhan awan hujan.

Dinamika atmosfer yang muncul, yakni:

1. Bibit siklon tropis 97S

Bibit siklon tropis 97S diperkirakan muncul di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa.

Fenomena tersebut juga berpotensi membentuk daerah konvergensi atau perlambatan kecepatan angin yang memanjang di Banten hingga Jawa Tengah dan Samudera Hindia selatan Jawa.

2. Sirkulasi siklonik

BMKG juga memperkirakan sirkulasi siklonik muncul di Laut Timor dan Samudera Hindia bagian barat Bengkulu.

Kemunculan fenomena tersebut dapat melahirkan daerah konvergensi yang memanjang dari NTT hingga Laut Banda dan di Perairan barat Bengkulu.

Baca juga: BMKG Sebut 3 Wilayah Ini Sudah Masuk Puncak Musim Hujan

3. Daerah konvergensi lainnya

Andri menjelaskan, daerah konvergensi juga diperkirakan muncul di daerah lainnya selain faktor bibit siklon tropis 97S dan sirkulasi siklonik.

Daerah konvergensi dapat terbentuk di Jambi hingga Sumatera Selatan, dari Laut Jawa timur Lampung hingga utara Jawa Barat, Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Arafuru.

Baca juga: Warganet Keluhkan Cuaca Panas di Awal Musim Hujan, Ini Penjelasan BMKG

4. Daerah konfluensi

Daerah konfluensi atau pertemuan anfgin diprakirakan terbentuk di Laut Natuna, pesisir barat Bengkulu, dan Laut Banda.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik, sepanjang daerah konvergensi, dan konfluensi.

5. Labilitas lokal kuat

BMKG memperkirakan, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

Labilitas lokal kuat juga muncul di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Baca juga: Ramai soal Citra Wilayah Jatim Memerah Saat Awal Musim Hujan, Ini Kata BMKG

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau