Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Marah, Laporan Intel Sebut AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran

Kompas.com - 26/06/2025, 06:47 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (24/6/2025) meluapkan amarahnya setelah sejumlah media yang mengutip sumber intelijen melaporkan bahwa situs nuklir Iran tidak hancur dalam serangan AS pada pada Minggu (22/6/2025).

Salah satunya CNN yang menyebut bahwa serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran tidak menghancurkan komponen inti program nuklir di sana.

Di platform media sosial Truth Social, Trump menanggapi pemberitaan yang dianggap bohong tersebut dengan tulisan penuh huruf kapital.

Baca juga: Ketika Donald Trump Marah dan Perintahkan Israel Keluar dari Iran


"Berita palsu CNN, bersama dengan New York Times yang gagal, telah bekerja sama dalam upaya untuk mengkerdilkan salah satu serangan militer paling berhasil dalam sejarah," tulis Trump, dikutip dari Kompas Global, Rabu (25/6/2025).

Dia mengeklaim bahwa situs nuklir di Iran telah hancur total. Pemerintahan Trump juga terus membantah laporan yang mengatakan bahwa serangan AS terhadap Iran tidak menghilangkan program nuklirnya.

Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyebut kebocoran laporan rahasia itu sebagai upaya yang jelas untuk mendiskreditkan Trump dan pasukan AS.

Baca juga: 5 Skenario Setelah Israel-Iran Gencatan Senjata, Apa yang Akan Terjadi?

AS gagal hancurkan situs nuklir Iran

Sejumlah pemberitaan melaporkan bahwa serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran tidak menghancurkan komponen inti program nuklir negara itu.

Laporan tersebut didasarkan pada hasil asesmen awal oleh badan intelijen Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon, Badan Intelijen Pertahanan (DIA).

Menurut laporan Aljazeera (25/6/2025), Serangan Amerika Serikat terhadap tiga lokasi nuklir utama Iran pada Minggu (22/6) lalu gagal menghancurkan fasilitas bawah tanah.

Baca juga: 12 Hari Perang Israel-Iran, Apa yang Sudah Didapatkan Masing-masing Kubu?

Serangan itu hanya menunda program nuklir Teheran beberapa bulan, menurut penilaian laporan intelijen rahasia Amerika.

Dokumen "sangat rahasia" yang disiapkan oleh Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) – badan intelijen Pentagon – dan diterbitkan oleh sejumlah media berita utama AS pada hari Selasa bertentangan dengan klaim Presiden Donald Trump tentang serangan tersebut.

Trump bersikeras bahwa fasilitas nuklir di Fordow, Natanz, dan Isfahan "dihancurkan" oleh kombinasi penghancuran bunker dan bom konvensional.

Baca juga: Gencatan Senjata Iran-Israel Resmi Dilakukan, Perang 12 Hari Berakhir

Hingga kini, analisis mengenai kerusakan pada lokasi-lokasi tersebut dan dampak serangan masih terus dilangsungkan, dan dapat berubah seiring dengan tersedianya informasi intelijen lebih lanjut.

Selain itu, AFP melaporkan bahwa bom penembus bunker yang digunakan AS dalam serangannya hanya berhasil menutup akses ke sejumlah fasilitas nuklir.

Serangan itu disebut hanya merusak pintu masuk ke beberapa fasilitas nuklir, namun bangunan bawah tanah tetap utuh.

Baca juga: Pakar Ungkap Indikasi Konflik yang Bisa Pecah Jadi Perang Dunia 3, Bukan Perang Israel-Iran

Serangan tersebut tidak menghancurkan infrastruktur bawah tanah tempat persediaan uranium diperkirakan disimpan.

Diberitakan sebelumnya, serangan AS pada Minggu menyasar tiga situs nuklir Iran yakni Natanz, Fordo, dan Isfahan.

Dalam serangannya, AS mengerahlan tujuh pesawat bomber B-2 dan menjatuhkan menjatuhkan 14 rudal penembus bunker GBU-57 Massive Ordnance Penetrators (MOP), masing-masing beratnya sekitar 13 ton.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau