Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Uni Eropa, Pemprov Jateng Dorong Produksi Beras Rendah Karbon, Berapa Harganya?

Kompas.com - 30/06/2025, 15:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menjalin kerja sama dengan Uni Eropa (UE) untuk mendorong beras berkelanjutan melalui proyek SWITCH-Asia Low Carbon Project atau beras rendah karbon.

Kerja sama ini ditandai dengan pertemuan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dengan delegasi Uni Eropa untuk Indonesia bersama sejumlah duta besar, serta perwakilan negara-negara anggota Uni Eropa (Tim Eropa) di Kantor Wali Kota Surakarta pada Senin (30/6/2025).

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E Denis Chaibi, mengatakan proyek pengembangan beras rendah karbon di Jawa Tengah menjadi bukti nyata bahwa aksi iklim dan pembangunan ekonomi dapat berjalan beriringan.

"Di Jawa Tengah, saya dan para duta besar yang lain telah melihat dampak nyata dari inovasi berkelanjutan, yakni emisi yang lebih rendah, ekonomi pedesaan yang lebih kokoh, dan kerja sama yang lebih erat antara Eropa dan Indonesia," kata dia.

Proyek beras rendah karbon ini didanai langsung oleh Uni Eropa dan diimplementasikan oleh Preferred by Nature yang bekerja sama dengan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).

Kerja sama dilakukan dengan mendukung pada petani, memberikan fasilitas, dan mendampingi 150 penggilingan padi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Mereka diberi bekal pengetahuan tentang teknologi pascapanen yang lebih ramah lingkungan dengan bertransisi dari penggilingan diesel ke penggilingan berbasis energi listrik.

Dengan begitu, emisi karbon yang dihasilkan dari produksi beras bisa berkurang.

Selama ini, produksi beras merupakan salah satu penyumbang besar terhadap pemanasan global.

Baca juga: Beras Khusus Kena PPN 12 Persen, Apa Bedanya dengan Beras Premium?

Produksi beras di Jawa Tengah sumbang emisi gas karbon

Jawa Tengah adalah salah satu provinsi penghasil besar di Indonesia dan memegang peran kunci dalam proyek SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project.

Sebelumnya, kabupaten-kabupaten seperti Klaten, Sragen, dan Boyolali telah menjadi lokasi percontohan bagi penggilingan-penggilingan padi yang mulai beralih ke praktik-praktik hemat energi.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengatakan Pemprov telah bersiap untuk meningkatkan kerja sama terkait proyek produksi beras rendah karbon.

"2025-2026 hubungan ini perlu kami tingkatkan kembali sehingga swasembada pangan di wilayah Jawa Tengah semakin baik," kata dia.

Luthfi menambahkan, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi terbesar dengan jumlah penduduk 37 juta orang di 36 kabupaten/kota.

Tak hanya padat penduduk, Jawa Tengah juga menjadi produsen beras nomor 2 di Indonesia dan menyumbang pangan beras hingga 18 persen dari kebutuhan nasional.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau