Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Token Listrik Rp 1 Juta Bisa Tahan Berapa Hari?

Kompas.com - 09/08/2025, 09:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Token listrik bisa dibeli oleh pelanggan PLN prabayar dengan berbagai nominal, salah satunya mulai Rp 20.000 hingga Rp 1 juta.

Nominal yang dibeli tersebut tidak ada ketentuan, sehingga pelanggan bisa menyesuaikan keinginan atau kemampuan masing-masing.

Namun, nominal tersebut memberikan jumlah daya listrik yang berbeda saat dikonversikan ke meteran listrik.

Sebagai informasi, token listrik yang dibeli oleh pelanggan PLN bakal dikonversikan ke dalam satuan kilowatt hour (kWh).

Baca juga: Tarif Listrik Per 1 Agustus untuk Pelanggan Rumah Tangga, Industri, dan Bisnis

Pengonversian tersebut terjadi saat pelanggan memasukkan token listrik ke meteran listrik yang terpasang di rumah. Kemudian akan tertera besaran kWh di meteran tersebut.

Token listrik yang dibeli juga bakal dikurangi oleh Pajak Penerangan Jalan (PPJ) daerah yang ditentukan masing-masing pemerintah daerah setempat.

Tarif dasar listrik pun berbeda-beda, sesuai dengan golongan pelanggan kecil hingga besar, berdasarkan besaran daya listrik dalam satuan volt ampere (VA) yang diterima.

Oleh karenanya, semakin besar nominal token yang dibeli, kemungkinan durasi penggunaannya juga semakin lama.

Baca juga: Resmi, Tarif Tambah Daya Listrik PLN per 1 Agustus 2025

Token listrik Rp 1 juta bisa untuk berapa hari?

Pengisian token PLN diketahui bakal selalu disesuaikan dengan tarif dasar listrik yang berlaku serta PPJ daerah antara 2-10 persen.

Misalnya, pelanggan prabayar membeli token listrik untuk mengisi meteran rumahnya di Jakarta pada Agustus 2025.

Penghitungannya sebagai berikut:

(Harga token - PPJ daerah) ÷ tarif dasar listrik = kWh yang didapatkan.

Baca juga: Warganet Keluhkan Tagihan Listrik Juli Naik Dua Kali Lipat, PLN Beri Saran Ini

Dosen teknik elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Subuh Pramono mengungkapkan, konsumsi listrik rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa hal.

“Antara lain jumlah dan jenis perangkat elektronik yang ada di rumah, lama pemakaian, jumlah anggota keluarga, kebiasaan anggota keluarga dalam penggunaan perangkat elektronik, dan bahkan ukuran rumah juga mempengaruhi,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2025).

Dia mengungkapkan, beberapa alat elektronik membutuhkan daya listrik yang besar, seperti kulkas, mesin cuci, water dispenser, rice cooker, AC, water heater, microwave, serta kompor listrik.

Baca juga: Ahli: Ini 4 Kebiasaan Paling Boros Listrik yang Sebabkan Tagihan PLN Naik

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau