Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Pertanyakan Penyebab Hujan di Bulan Agustus Ini, Apa Kata BMKG?

Kompas.com - 14/08/2025, 12:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Musim kemarau di Indonesia biasanya berlangsung pada April sampai dengan Oktober setiap tahunnya.

Namun, tahun ini hujan terpantau masih mengguyur sejumlah wilayah Indonesia pada pertengahan Agustus.

Beberapa warganet juga mengeluh dan mempertanyakan kenapa hujan sudah mengguyur kota tempat tinggal mereka, seperti di Yogyakarta, Cianjur, Bogor, Bekasi, Banten, hingga Jakarta.

Sebagian warganet pun khawatir hujan bakal terjadi di momen upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Indonesia pada Minggu (17/8/2025) nanti.

"Sebenarnya tahun ini ada musim kemarau atau tidak," tulis @pen*****.

"Kalau tgl. 17 sudah keluar belum prediksinya? Soalnya mau upacara," @ike********.

Lantas, mengapa hujan masih terjadi di sejumlah wilayah pada pertengahan Agustus 2025?

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG 14-15 Agustus 2025: Ini Wilayah Berpotensi Hujan Lebat

Penyebab hujan di bulan Agustus

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan hujan di bulan Agustus terjadi karena dinamika atmosfer, seperti aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang tropis lainnya yang ikut aktif.

Dikutip dari laman BMKG, MJO adalah gelombang tropis yang bergerak di sekitar ekuator. MJO dapat memicu terjadinya pertumbuhan awan hujan secara signifikan.

Sementara gelombang tropis yang aktif, seperti Gelombang Kelvin dan Rossby dapat menyebabkan atmosfer menjadi labil. Akibatnya, udara naik dan berpotensi meningkatkan terbentuknya awan hujan.

Ardhasena juga menerangkan bahwa indeks monsun Australia turut menyebabkan meningkatnya curah hujan di bulan Agustus.

Pantauan BMKG menunjukkan, sejak Maret 2025 intensitas monsun Australia cenderung lebih lemah dibandingkan kondisi normal.

"Dalam kondisi monsun yang lemah, aliran angin dari Australia yang membawa massa udara kering juga melemah sehingga masih tersedia cukup uap air untuk pembentukan awan hujan," ucap Ardhasena, saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (13/8/2025).

Selain itu, anomali suhu laut yang lebih hangat dari rata-rata di sebagian besar perairan Indonesia juga meningkatkan kelembaban atmosfer.

Kondisi ini memicu pertumbuhan awan konvektif dan memperbesar peluang terjadinya hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah yang Masuk Puncak Musim Kemarau 2025, Mana Saja?

Halaman:


Terkini Lainnya
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo yang Kena Rhesuffle Hari Ini Belum Dilantik
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo yang Kena Rhesuffle Hari Ini Belum Dilantik
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Sepak Terjang Budi Gunawan, Menko Polkam yang Kena Reshuffle Hari Ini
Sepak Terjang Budi Gunawan, Menko Polkam yang Kena Reshuffle Hari Ini
Tren
Masuk Daftar Reshuffle Kabinet Merah Putih Hari Ini, Berikut Sepak Terjang Sri Mulyani
Masuk Daftar Reshuffle Kabinet Merah Putih Hari Ini, Berikut Sepak Terjang Sri Mulyani
Tren
Perjalanan Karier Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Perjalanan Karier Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Sosok Menteri Abdul Kadir Karding yang Kena Reshuffle, Digantikan Mukhtarudin
Sosok Menteri Abdul Kadir Karding yang Kena Reshuffle, Digantikan Mukhtarudin
Tren
Prabowo Lantik Gus Irfan Jadi Menteri Haji dan Umrah, Ini Profil Lengkapnya
Prabowo Lantik Gus Irfan Jadi Menteri Haji dan Umrah, Ini Profil Lengkapnya
Tren
Kenapa Pemerintah Perlu Memenuhi Semua 17+8 Tuntutan Rakyat? Ini Kata Pengamat Politik
Kenapa Pemerintah Perlu Memenuhi Semua 17+8 Tuntutan Rakyat? Ini Kata Pengamat Politik
Tren
Presiden Prabowo Bersiap Umumkan Reshuffle, 5 Kementerian Terimbas
Presiden Prabowo Bersiap Umumkan Reshuffle, 5 Kementerian Terimbas
Tren
Pewaris Takhta Pangeran Hisahito Sudah Dewasa, Jepang Hadapi Tekanan Aturan Suksesi
Pewaris Takhta Pangeran Hisahito Sudah Dewasa, Jepang Hadapi Tekanan Aturan Suksesi
Tren
21 Tahun Kematian Munir, Ini Deretan Kasus HAM yang Pernah Diperjuangkan
21 Tahun Kematian Munir, Ini Deretan Kasus HAM yang Pernah Diperjuangkan
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau