KOMPAS.com - Burung Pitohui asal Papua dikenal sebagai salah satu burung yang paling beracun di dunia.
Racun yang terkandung pada bulu dan kulitnya bernama batrachotoxin.
Batrachotoxin merupakan senyawa berbahaya yang juga ditemukan pada katak beracun di Amerika Selatan.
Meski jarang ditemui manusia, interaksi dengan burung pitohui tetap menyimpan risiko.
Lalu, seberapa berbahayanya racun burung Pitohui bagi manusia?
Baca juga: Mengenal Hooded Pitohui, Burung Pembawa Racun yang Lebih Mematikan dari Sianida
Peneliti Muda Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Hidayat Ashari mengatakan, racun burung Pitohui biasanya mengenai manusia lewat sentuhan.
Ia menjelaskan, racun batrachitoxin tersimpan pada kulit dan bulu burung Pitohui.
"Misalnya, kita menyentuh burung itu, karena kandungan racun terbanyak pada kulit dan bulu. Maka, pada saat kita menyentuhnya ya akan berpindah ke kulit kita," kata Hidayat saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/8/2025).
Hidayat menceritakan, dirinya pernah memegang langsung burung tersebut, namun tidak ada masalah serius pada kulit tangannya.
Tetapi, ia mengimbau seseorang yang memegang burung Pitohui sebaiknya tidak langsung berkontak pada selaput mata atau luka terbuka.
"Setelah memegangnya jangan kucek mata, kalau iya maka racun akan masuk ke rubuh kita dan akan menyebabkan iritasi mata," kata Hidayat.
"Tapi itu sesuai dosisnya, jika racun cukup banyak terkontaminasi pada kulit kita, akan menyebabkan iritasi mata cukup serius," lanjut dia.
Selain itu, Hidayat menambahkan, racun burung Pitohui bisa masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka.
Biasanya, jika seseorang setelah memegang burung Pitohui kemudian mengusap luka yang terbuka.
Baca juga: Benarkah Nasi di Rice Cooker Lebih dari 6 Jam Berubah Jadi Racun? Ini Kata 3 Ahli
Meski begitu, Hidayat menyampaikan, racun yang terkandung pada burung Pitohui tidak terlalu kuat bagi predator besar ataupun manusia.