Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Munir, Aktivis HAM yang Terbunuh karena Diracun di Udara

Kompas.com - 07/09/2025, 13:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Munir adalah seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) Tanah Air yang dikenal vokal dan berani dalam memperjuangkan penegakan HAM di Indonesia.

Munir konsisten memperjuangkan hak-hak sipil dan mendampingi berbagai kasus pelanggaran HAM bahkan sampai akhir hayatnya.

Beberapa kasus besar yang pernah didampinginya, yakni kasus pembunuhan Marsinah, penculikan aktivis dan penembakan mahasiswa 1998, serta kritik terhadap pelaksanaan darurat militer di Aceh.

Namun, Munir dipaksa mengakhiri perjuangannya setelah ia dibunuh dengan cara diracun di udara dalam penerbangan menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004.

Baca juga: Kronologi Kasus Pembunuhan Munir, Diracun di Udara pada 7 September 2004


Biografi singkat Munir Said Thalib

Munir memiliki nama lengkap Munir Said Thalib, merupakan seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.

Munir lahir di Kota Batu, Jawa Timur, pada 8 Desember 1965 dari ayah bernama Said Thalib dan ibu bernama Jamilah.

Dia anak keenam dari tujuh bersaudara yang memiliki garis keturunan Arab Hadhrami dan Jawa. Munir menghabiskan masa kecil dan menempuh pendidikan di Malang.

Baca juga: 21 Tahun Berlalu dan Negara Tak Kunjung Tuntaskan Kasus Munir...

Pada jenjang perguruan tinggi, Munir mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, dam cukup aktif di berbagai organisasi.

Munir pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Dia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya pada tahun 1989.

Munir mengawali karier sebagai relawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya tahun 1989, setahun sebelum lulus kuliah.

Munir semakin dikenal sejak menjadi salah satu pendiri dan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Baca juga: Kesaksian Eks Petinggi BIN: Munir Dibunuh dalam Operasi Intelijen, Ada Aliran Dana

Seorang pengunjung mengamati koleksi Museum Omah Munir yang berdiri sejak 8 Desember 2013 di Jalan Bukit Berbunga Nomor 2, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (30/11/2014).KOMPAS/DEFRI WERDIONO Seorang pengunjung mengamati koleksi Museum Omah Munir yang berdiri sejak 8 Desember 2013 di Jalan Bukit Berbunga Nomor 2, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (30/11/2014).

Daftar karir perjuangan Munir:

  • Relawan di LBH Surabaya
  • Kepala pos LBH Surabaya di Malang, Jawa Timur
  • Wakil Ketua Bidang Operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)
  • Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS)
  • Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Imparsial (lembaga pemantau HAM).

Baca juga: Catatan September Hitam Indonesia: Tragedi 1965, Kematian Munir, hingga 17+8 Tuntutan Rakyat

Daftar penghargaan yang diraih Munir:

  • The Right Livelihood Award di Swedia pada 2000 ( penghargaan yang sering disebut Nobel Alternatif)
  • Masuk satu dari 20 pemimpin politik muda pada milenium baru versi Majalah Asiaweek pada 1999
  • Tokoh 1998” versi majalah Ummat.

Baca juga: Tanda Keracunan Arsenik yang Membunuh Munir di Udara 20 Tahun Lalu

Di KontraS, Munir turut menangani kasus penghilangan paksa dan penculikan aktivis HAM pada 1997-1998 serta korban penembakan Tragedi Semanggi 1998.

Munir pun aktif mengawal dan mengadvokasi kasus-kasus pelanggaran HAM di Aceh yang terjadi pada masa Operasi Jaring Merah (1990-1998) dan Operasi Terpadu (2003-2004).

Kemudian bersama Imparsial (lembaga swadaya masyarakat untuk penghormatan dan penegakan HAM), Munir memperjuangkan penegakan HAM terkait berbagai isu di Indonesia, termasuk kekerasan di Papua dan Aceh.

Baca juga: Mengenang Munir dan Misteri Kematiannya akibat Diracun di Pesawat 20 Tahun Lalu

Munir mengembuskan napas terakhirnya pada 7 September 2004 karena dibunuh dengan cara diracun dalam penerbangan menuju Belanda.

Pada 12 September 2004, jenazah aktivis HAM Munir dimakamkan di Kota Batu, Jawa Timur.

Sumber:
Kompas.com/Tri Indriawati
Kompaspedia/Eristo Subyandono

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau