KOMPAS.com - Peneliti utama Pusat Riset Antariksa, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa beberapa fenomena langit masih bisa disaksikan dari Indonesia sepanjang sisa bulan Oktober.
Sementara sejumlah peristiwa antariksa lainnya sudah terjadi beberapa waktu lalu, di awal Oktober, termasuk bulan purnama Supermoon dan Galaksi Andromeda.
"Sebagian sudah lewat waktunya. Yang mudah diamati dari Indonesia meliputi hujan meteor Draconids dan Orionids, galaksi Triangulum, dan Venus berdekatan dengan bulan sabit," terang Thomas saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/10/2025).
Dia menuturkan, fenomena langit itu dapat disaksikan di Indonesia secara langsung ataupun menggunakan teleskop.
Agar terlihat jelas, ia mengimbau masyarakat untuk menyaksikan peristiwa langit di tempat yang minim polusi cahaya.
"Bisa diamati dengan mata telanjang di daerah minim polusi cahaya, namun lebih baik dengan binokuler atau teleskop," ujar dia.
Berikut daftar peristiwa langit yang dapat diamati dari Indonesia sepanjang sisa bulan Oktober 2025.
Baca juga: Adakah Kemungkinan Meteor Akan Jatuh Lagi di Indonesia? Ini Kata BRIN
Pada Selasa (7/10/2025), terjadi fenomena Supermoon yang menyebabkan bulan purnama nampak penuh dan bersinar terang pada malam hari.
Selanjutnya, masih ada beberapa fenomena langit yang dapat disaksikan di Indonesia pada bulan Oktober berikut ini:
Mulai 6-10 Oktober, Bumi akan bergerak melewati jejak puing Komet 21P/Giacobini-Zinner sehingga menciptakan hujan meteor Draconid tahunan.
Sementara itu, puncak aktivitas hujan meteor ini diperkirakan terjadi pada 8 Oktober 2025 malam hari.
Karena peristiwa ini terjadi tepat setelah bulan purnama, maka diperkirakan hujan meteor ini terhalangi cahaya Bulan.
"Walaupun begitu, fenomena ini tetap nampak bila cuaca cerah dan dilihat dari lokasi yang jauh dari polusi cahaya serta tidak terhalang gedung atau pohon," kata Thomas.
Selanjutnya, galaksi tetangga Bima Sakti, yaitu Galaksi Triangulum, akan nampak menjulang tinggi di langit malam pada 15 Oktober, dikutip dari National Geography.
Galaksi yang juga dikenal sebagai Messier 33 (M33) ini merupakan galaksi terbesar ketiga dalam grup lokal, setelah Andromeda dan Bima Sakti.