KOMPAS.com - Film Abadi Nan Jaya mulai tayang di Netflix pada Kamis (23/10/2025) pukul 14.00 WIB.
Karya terbaru sutradara Kimo Stamboel ini menjadi perbincangan karena menggabungkan dua unsur yang jarang bertemu: jamu tradisional dan wabah zombie.
Baca juga: Arkeolog Temukan Bukti Kaisar Pertama China Terobsesi Cari Obat Hidup Abadi
Dengan ide orisinal yang berakar dari budaya lokal, Abadi Nan Jaya menawarkan pengalaman horor yang segar bagi penonton Indonesia maupun global.
Lantas apa saja yang perlu diketahui dari film ini? Berikut fakta-fakta Abadi Nan Jaya.
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (23/10/2025), kisah Abadi Nan Jaya berpusat pada keluarga yang mengelola bisnis jamu bernama Wani Waras.
Ketika hubungan keluarga yang retak dan usaha yang menurun, sang ayah, Dimin, menemukan ramuan baru yang diklaim mampu mengembalikan masa muda.
Ramuan itu dinamai Abadi Nan Jaya. Ketika ia mencobanya, uban di kepala dan keriput di wajahnya memang lenyap.
Namun sesaat kemudian, Dimin berubah menjadi zombie dan menyerang keluarganya. Dari situlah wabah mulai menyebar dan mengubah hidup banyak orang.
Baca juga: Daftar Nominasi FFI 2025: 3 Film Pimpin Persaingan Rebut Piala Citra
Kimo Stamboel menjelaskan bahwa sumber inspirasi utama film ini datang dari dunia tumbuhan. Ia menggunakan tanaman kantong semar sebagai metafora tentang keindahan yang mematikan.
"Karena kita ngambil (sumber) jamunya dari tanaman. Kalau tanaman kan kena air mereka akan diam, akan tenang, itu yang nge-feed mereka," ujar Kimo dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, dikutip dari Kompas.com, Rabu (22/10/2025).
Filosofi ini menjadi dasar karakter zombie yang memiliki hubungan erat dengan elemen alam, terutama air.
Baca juga: Tiga Tokoh yang Melarang Penayangan Film G30S sejak 1998, Ada Jenderal TNI
Berbeda dari zombie pada film-film barat, makhluk di Abadi Nan Jaya digambarkan lebih kuat dan agresif.
Mereka berlari cepat, mengejar manusia, dan tidak mudah mati meskipun ditembak atau dilindas mobil. Tubuh mereka bahkan tetap bergerak meski sudah hancur.
Elemen ini menjadi cara Kimo memperkenalkan “rasa lokal” dalam film zombie Indonesia, di mana ketahanan dan daya hidup menjadi simbol budaya yang pantang menyerah.
Baca juga: Laporan PBB: Korut Makin Gencar Eksekusi Mati Warga yang Tonton Film Asing
Meski kuat, zombie dalam film ini punya kelemahan khas: air hujan. Saat hujan turun, mereka mendadak diam dan tenang.