Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Larangan IOC untuk Indonesia, Ini yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 23/10/2025, 19:45 WIB
Intan Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk melarang Indonesia menggelar ajang olahraga internasional menuai perhatian global. 

Kebijakan ini muncul setelah pemerintah Indonesia menolak visa bagi atlet Israel yang akan berlaga dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta.

Baca juga: Apa Alasan IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Imbas Tolak Atlet Israel?

Langkah IOC ini tidak hanya berdampak pada reputasi olahraga nasional, tetapi juga menimbulkan konsekuensi diplomatik jangka panjang. 

Berikut tujuh fakta penting yang perlu diketahui publik terkait polemik ini.

Berawal dari penolakan visa atlet Israel

Pemerintah Indonesia menolak memberikan visa kepada atlet senam asal Israel yang dijadwalkan tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. 

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menegaskan keputusan itu diambil sesuai sikap politik luar negeri Indonesia.

"Pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel yang berniat untuk hadir di Jakarta mengikuti kejuaraan senam artistik dunia yang akan diselenggarakan pada tanggal 19–25 Oktober yang akan datang," terang Yusril, dilansir dari Antara, Kamis (9/10/2025). 

Ia menjelaskan, kebijakan tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan Indonesia tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebelum mengakui kemerdekaan Palestina.

Baca juga: IOC Larang Olimpiade di Indonesia karena Tolak Atlet Israel, Bagaimana Awal Masalahnya?

IOC larang Indonesia gelar event olahraga internasional

Sebagai respons, IOC mengeluarkan keputusan tegas pada 22 Oktober 2025. Dewan Eksekutif IOC meminta seluruh federasi olahraga dunia untuk tidak menyelenggarakan ajang internasional di Indonesia.

Keputusan ini juga menghentikan semua pembahasan tentang pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 dan konferensi olahraga internasional lainnya.

"Semua atlet, tim, dan ofisial olahraga yang memenuhi syarat harus dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan acara olahraga internasional tanpa diskriminasi apa pun dari negara tuan rumah," tulis pernyataan resmi IOC, dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/10/2025). 

Pernyataan ini sesuai dengan Piagam Olimpiade dan prinsip-prinsip dasar non-diskriminasi. 

Baca juga: IOC Tutup Peluang Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Usai Tolak Visa Atlet Israel

IOC tutup dialog dengan Komite Olimpiade Indonesia (NOC)

Selain larangan tersebut, IOC juga memutus sementara komunikasi dengan NOC Indonesia. 

Artinya, Indonesia tidak dapat menjadi penyelenggara Olimpiade, Olimpiade Remaja, atau kejuaraan dunia lain di bawah payung IOC hingga ada jaminan partisipasi dari semua negara.

Dalam waktu dekat, IOC meminta NOC Indonesia dan Federasi Senam Internasional (FIG) untuk hadir di Lausanne, Swiss, guna membahas permasalahan ini lebih lanjut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau