BANDUNG, KOMPAS.com - Antusias warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat untuk membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) cukup tinggi, apalagi setelah adanya kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang meminta warga Jawa Barat untuk membayar PKB hanya pada tahun 2025 atau pemutihan pajak.
Antusiasme itu terlihat dari sebuah video drone yang ramai jadi perbincangan publik di media sosial.
Dalam video itu, terlihat antrean kendaraan, terutama roda dua yang mengular dari Kantor Samsat, Kabupaten Bandung hingga memakan sebagian besar jalan arteri Gading Tutuka, Soreang.
Video tersebut, ramai di media sosial sejak Selasa (9/4/2025) kemarin.
Baca juga: Ada 2,3 Juta Penunggak, Gubernur Banten: Pemutihan Pajak Kendaraan Hanya Dilakukan Sekali!
Kepala Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah Kabupaten Bandung II Soreang, Doni Firyanto membenarkan antusias warga di untuk membayar PKB pada masa libur Lebaran kemarin cukup tinggi.
Tak hanya warga yang memanfaatkan kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi, namun masyarakat yang taat pajak pun ikut membayar pada saat libur Lebaran kemarin.
"Setelah libur ini memang antusias masyarakat cukup tinggi, karena memang libur hampir 10 hari. Termasuk yang taat juga sama berberengan dan untuk yang penunggak pajak ini, volumenya cukup tinggi," katanya ditemui di kantor Samsat, Kabupaten Bandung, Rabu (9/4/2025).
Doni mengungkapkan rata-rata warga yang menunggak PKB yakni pemilik kendaraan roda dua. Waktu mereka (warga) menunggak pajak pun beragam, dari dua hingga tiga tahun lebih.
Baca juga: Melihat Antusiasme Warga Brebes Bayar Pajak Kendaraan, Sehari Tembus Rp 700 Juta
Selain itu, proses pembayaran PKB pada libur Lebaran kemarin sangat tinggi, biasanya warga yang membayar pajak hanya berkisar 600 kendaraan. Namun, pada hari libur Lebaran meningkat hingga 2.000 kendaraan.
"Banyak sekali, terutama kendaraan roda dua. Roda dua yang memang antrinya sampai keluar area Samsat," ujarnya.
Terkait video antrean panjang kemarin, Doni mengatakan sudah melakukan ploting keluar masuk bagi warga yang akan membayar pajak 5 tahunan, mutasi, dan rubah bentuk, ganti warna (Rubetina).
Sementara untuk pajak tahunan, pihaknya telah melakukanpeLebaran untuk masuk ke Corner dan Samsat digital.
"Termasuk sampling yang kita minta area di lapangan parkir Alfamart di depan untuk titik area. Dan untuk jam kerja, kita upayakan shif-shifan untuk istirahat, kita running terus di waktu istirahat dengan shif-shifan, sehingga kita terus berjalan sampai dengan sore pelayanannya," kata dia.
Baca juga: Pemutihan Pajak Kendaraan di Jateng, Dalam Sehari 1.000 Warga Padati Samsat Krapyak Semarang
Tak hanya itu, untuk pelayanan Samsat, kata dia, saat ini sudah menerapkam sistem berbasis first in first out. Nantinya kendaraan yang mengantre akan ditertibkan oleh petugas.
Bahkan, agar mendukung kenyamanan warga yang membayar pajak, pihaknya juga mencoba menertibkan antrean wanita.
"Karena supaya lebih nyaman untuk wanita. Dan untuk mengantisipasi tadi antrian kita arahkan yang memang volume kendaraan cukup sampai dengan layanan sampai dengan sore. Supaya diarahkan yang sisa antrian itu bisa dilanjutkan untuk esok hari, karena memang waktu program ini cukup panjang," terang dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini