INDRAMAYU, KOMPAS.com - Sumur penganten yang berlokasi di halaman Masjid Pusaka Baiturahmah, Desa Dermayu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memiliki kisah tersendiri di dalamnya.
Setiap hari besar Islam tiba, akan ada ratusan hingga ribuan orang datang untuk berebut mandi di sana.
Budayawan Indramayu, Nang Sadewo, mengatakan bahwa banyak orang percaya mandi di sumur penganten pada hari besar Islam akan membawa keberkahan.
Tradisi warga mandi di sumur penganten ini disebut oleh warga dengan istilah mandi grujug, yang artinya membersihkan diri.
Sumur tersebut sudah ada sejak tahun 1470-an, atau lebih tua dari usia masjid yang diperkirakan dibangun pada tahun 1510-an.
Tradisi mandi grujug sendiri dinilai Sadewo bahkan sudah ada sejak zaman Wali Songo ketika menyebarkan agama Islam di wilayah setempat.
"Ritual mandi di sumur penganten Masjid Pusaka Baiturahmah sudah menjadi tradisi," ujar Nang Sadewo, yang juga merupakan Founder Yayasan Indramayu Historia Foundation, Jumat (5/9/2025).
Seperti yang terlihat hari ini, setelah shalat Jumat, banyak warga mandi di sumur penganten karena bertepatan dengan momen Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mereka bahkan membawa bekal ember dari rumah masing-masing.
Baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak mandi bersama di halaman masjid.
Sebagian lagi membawa galon agar air yang mereka timba dari sumur bisa dibawa pulang.
Baca juga: Update Libur Maulid Nabi Jalur Puncak: Polisi Pastikan Aman, Siagakan 100 Personel
Fenomena ini juga membuat penasaran warga yang awalnya hanya berniat singgah shalat Jumat di masjid setempat.
Mereka pun ikut mencoba membasuh muka dengan air sumur penganten.
Nang Sadewo mengatakan, warga yang mandi berasal dari berbagai desa.
Mereka datang setelah mendengar banyak pengakuan orang yang mendapat berkah setelah mandi di sana.