DENPASAR, KOMPAS.com - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto alias Titiek Soeharto berharap gelar pahlawan untuk Soeharto akan terealisasi di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Alhamdulillah, bersyukur. Mudah-mudahan betul, mudah-mudahan terealisasi. karena sudah dari puluhan tahun yang lalu, 18 tahun yang lalu dibilang bahwa Pak harto mau jadi (pahlawan), malahan belum-belum."
"Mudah-mudahan tahun ini di bawah kepemimpinan presiden pak Prabowo bisa terealisasi," kata Titiek usai mengikuti kegiatan pelepasan tukik di Pantai Saba, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Senin (27/10/2025).
Menanggapi polemik mengenai usulan Soeharto sebagai pahlawan nasional, Titiek meyakini, ada lebih banyak masyarakat yang mendukung Presiden ke-2 Republik Indonesia itu untuk menjadi pahlawan, ketimbang yang menolak.
Baca juga: Soal Penolakan Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Fadli Zon: Saya Tak Mendengar...
"Yang pro pasti lebih banyak daripada yang kontra," kata dia.
"Saya rasa masyarakat menerima, banyak masyarakat, lebih banyak masyarakat yang mencintai Pak Harto daripada yang tidak," sambung Wakil Ketua Dewan pembina Partai Gerindra ini.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Sosial mengusulkan sebanyak 40 nama tokoh untuk mendapat gelar pahlawan nasional ke Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK). Salah satunya ada nama Soeharto.
Namun, pengusulan nama Soeharto kembali menuai pro dan kontra. Usulan itu secara tegas ditolak para pegiat HAM, aktivis, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Merespons polemik tersebut, Menteri Kebudayaan (Menbud) selaku Ketua Dewan GTK, Fadli Zon menyebut, semua nama yang diusulkan dari Kemensos sudah memenuhi kriteria.
"Semua yang diusulkan dari Kementerian Sosial itu secara kriteria sudah memenuhi syarat semua, secara kriteria," ujar Fadli di Kawasan Senayan, Jakarta pada 24 Oktober 2025.
Baca juga: Daftar Lengkap 40 Tokoh yang Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Sementara itu, Kepala Badan Sejarah Indonesia DPP PDI-P, Bonnie Triyana dengan tegas menolak usalan Soeharto mendapat gelar pahlawan.
Menurut dia, seorang yang berkuasa selama 30 tahun dijadikan pahlawan maka generasi muda bisa kehilangan acuan tentang pemimpin yang baik.
"Selama ini, kan, kita selalu ingin ada satu standar tentang bagaimana sih menjadi pemimpin publik yang demokratis, yang menghargai manusia, sehingga ketika seorang menjadi pemimpin publik, ya tidak ada pelanggaran HAM, tidak ada korupsi, itu sudah clear."
"Kalau tokoh yang berkuasa selama 30 tahun dijadikan pahlawan, anak muda akan kehilangan ukuran. Mereka bisa berpikir, ‘Oh, yang seperti ini pun bisa jadi pahlawan’,” kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang