Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Jantung Sejak Usia 40-an, Langkah Kecil yang Bisa Selamatkan Nyawa

Kompas.com - 30/05/2025, 08:20 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Pencegahan dini merupakan kunci utama menjaga kesehatan jantung dan hal ini bisa dilakukan dengan mulai melakukan screening jantung sejak usia 40-an, terutama jika memiliki faktor risiko. Tindakan sederhana ini bisa menyelamatkan nyawa.

Penyakit jantung koroner masih menjadi penyakit penyebab kematian utama di Indonesia. Yang mengkhawatirkan, usia penderitanya semakin muda. Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2020-2023 menunjukkan, jumlah pasien jantung usia 45 tahun tumbuh 66 persen.

Menurut dr.BRM Ario Soeryo Kuncoro Sp.JP(K), fenomena pasien penyakit jantung yang makin muda juga ditemui di negara-negara tetangga seiring dengan naiknya prevalensi penyakit tidak menular.

"Asia punya bom waktu karena pergeseran gaya hidup dan pola makan sehingga meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, yaitu hipertensi, kolesterol, dan diabetes melitus. Kalau angka penyakit ini meningkat, maka penyakit jantun dan pembuluh darah ikut naik," paparnya di acara dialog yang diadakan oleh Philips Indonesia di Jakarta (28/5/2025).

Baca juga: Studi: Tidur Hanya 4 Jam Selama 3 Hari Bisa Ganggu Kesehatan Jantung

Penyakit jantung bukanlah penyakit yang terjadi dalam semalam, oleh karena itu penyakit ini bisa dideteksi sebelum berkembang menjadi serius.

Menurut dr.Ario, pemeriksaan atau screening penyakit jantung secara umum bisa dilakukan saat seseorang berusia 40 tahun. Di usia ini risiko penyakit jantung mulai meningkat seiring perubahan gaya hidup, tekanan darah, gula darah, dan kemungkinan adanya riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular.

"Tidak ada salahnya pemeriksaan jantung dikerjakan pada usia yang lebih muda dari 40 tahun. Pemeriksaannya sederhana saja seperti rekam jantung dan kemudian pemeriksaan darah untuk melihat apakah ada faktor-faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit jantung di kemudian hari," papar dokter yang menjadi Ketua Bidang Medis Yayasan Jantung Indonesia ini.

Rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan yang merekam aktivitas listrik jantung. Hasil EKG dapat menunjukkan irama jantung, detak jantung, dan tanda-tanda stres atau kerusakan otot jantung.

Baca juga: Mendeteksi Kelainan Jantung Lebih Jelas dengan Echocardiography

Kelompok yang disarankan melakukan EKG di usia 30-40 tahun adalah mereka yang punya riwayat keluarga dengan penyakit jantung, perokok, penderita hipertensi, kolesterol, atau diabetes, serta mereka yang punya keluhan seperti nyeri dada atau jantung berdebar.

Jika hasil EKG menunjukkan ada kelainan, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan, seperti USG jantung atau pun treadmill test.

Selain itu, dr.Ario juga mengingatkan pentingnya memantau tekanan darah secara rutin.

"Karena kadang-kadang kita lupa bahwa tekanan darah tinggi bisa terjadi juga pada usia yang lebih muda," ujarnya.

Hipertensi sendiri termasuk faktor penyebab terjadinya penyakit jantung yang sering diremehkan. Tekanan darah tinggi memaksa jantung memompa lebih kuat untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Dalam jangka panjang, hal ini menyebabkan pembesaran otot jantung yang bisa berujung pada gagal jantung. Hipertensi juga dapat mempercepat proses penumpukan plak di pembuluh darah jantung.

Baca juga: Tempe: Superfood Lokal untuk Cegah Hipertensi

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau