Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Sakit Tenggorokan yang Jadi Gejala Radang Amandel

Kompas.com - 05/06/2025, 15:04 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Sakit tenggorokan dan sulit menelan merupakan keluhan kesehatan yang banyak dialami masyarakat. Tapi, sakit tenggorokan berulang bisa jadi gejala radang amandel. Meski sering dianggap remeh, tapi radang amandel yang diabaikan bisa memicu gangguan kesehatan lain.

Dokter spesialis THT dan Bedah Kepala Leher dr.Alexander Nur Ilhami mengatakan, radang amandel atau tonsilitis bukanlah sakit tenggorokan biasa.

"Radang amandel dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti flu atau mononukleosis, maupun infeksi bakteri seperti Streptococcus pyogenes (step throat)," kata dr.Alexander dalam siaran pers.

Gejalanya meliputi nyeri tenggorokan dan susah menelan, demam, kelelahan, batuk, sakit kepala, dan pembengkakan amandel. 

Menurut dr.Alexander, jika mengalami gejala tersebut lebih dari lima kali dalam setahun atau gejalanya terus muncul meski sudah diobati, bisa jadi ini adalah tanda bahwa tindakan lanjutan diperlukan.

Baca juga: Apakah Amandel Harus Dioperasi? Begini Penjelasan Dokter

“Amandel adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. Tapi ketika sering terinfeksi, justru bisa menjadi sumber penyakit,” jelas dokter yang berpraktik di RS Bethsaida Hospital Gading Serpong, Tangerang ini.

Pada banyak kasus, radang amandel dapat sembuh dengan istirahat, banyak minum, konsumsi obat pereda nyeri, atau antibiotik bila disebabkan oleh bakteri. Namun, bila infeksi terus berulang atau menimbulkan komplikasi seperti abses peritonsil (nanah di sekitar amandel), dokter mungkin akan menyarankan tindakan tonsilektomi atau operasi pengangkatan amandel.

Radang amandel kronis juga dapat memicu gangguan kesehatan lain seperti infeksi telinga, gangguan tidur, hingga bau mulut yang sulit hilang.

Untungnya, teknologi medis modern kini menawarkan berbagai solusi pengangkatan amandel yang lebih efektif dan minim risiko. 

Beberapa pilihan yang tersedia antara lain tonsilektomi konvensional menggunakan pisau bedah, elektrokauter yang bisa mengangkat amandel dengan arus listrik sekaligus menghentikan perdarahan, serta laser yang lebih presisi dan mengurangi perdarahan.

Baca juga: Sering Radang Tenggorokan dan Bau Mulut? Bisa Jadi Ini Pemicunya

Selain itu, ada juga prosedur ablasi yang mengecilkan ukuran amandel tanpa harus mengangkat seluruhnya, cocok untuk pasien yang mengalami pembesaran amandel tanpa infeksi berat. Dan juga endoskopik tonsiltektomi yang memakai kamera mini untuk operasi yang lebih akurat.

Dengan kemajuan ini, penderita radang amandel kronis kini memiliki lebih banyak pilihan untuk kembali hidup nyaman.

“Setiap metode memiliki keunggulannya masing-masing. Kami akan memilihkan yang paling sesuai dengan kondisi pasien, tentunya dengan fasilitas dan peralatan yang lengkap serta modern di Bethsaida Hospital” ujar dr. Alexander.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Amandel pada Anak Terganggu dan Cara Mengobatinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau