Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Trump di Gedung Putih, Raja Yordania Tegas Tolak Relokasi Gaza

Kompas.com - 13/02/2025, 06:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Raja Yordania Abdullah II dengan tegas menolak wacana relokasi warga Gaza yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam pertemuan di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2205), Raja Abdullah II menegaskan bahwa pemindahan warga Palestina bukan solusi untuk krisis yang terjadi.

“Saya tegaskan kembali posisi teguh Yordania terhadap pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Ini adalah kesatuan Arab. Membangun kembali Gaza tanpa merelokasi warga Palestina dan mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan harus diprioritaskan semua orang,” ujar Abdullah melalui media sosial setelah pertemuan, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Sekjen PBB: Relokasi Warga Gaza adalah Pembersihan Etnis Palestina

Wacana pemindahan warga Palestina dari Gaza mencuat setelah Trump mengusulkan pembangunan kembali wilayah tersebut di bawah pengawasan AS, dengan konsep menjadikannya sebagai destinasi wisata sekelas Riviera di Timur Tengah.

Namun, Trump mengajukan syarat bahwa warga Palestina harus dipindahkan terlebih dahulu dan tidak diperbolehkan kembali ke wilayah tersebut.

Pemandangan dari atas memperlihatkan warga Palestina mengungsi kembali ke kamp pengungsi Jabalia yang hancur akibat perang di Jalur Gaza utara pada 19 Januari 2025, sesaat sebelum kesepakatan gencatan senjata Gaza dalam perang Israel-Hamas dilaksanakan.AFP/OMAR AL QATTAA Pemandangan dari atas memperlihatkan warga Palestina mengungsi kembali ke kamp pengungsi Jabalia yang hancur akibat perang di Jalur Gaza utara pada 19 Januari 2025, sesaat sebelum kesepakatan gencatan senjata Gaza dalam perang Israel-Hamas dilaksanakan.
Raja Abdullah menegaskan bahwa Yordania tidak mendukung rencana tersebut. Ia juga menyampaikan kepada Trump bahwa Mesir tengah menyusun strategi agar negara-negara di kawasan dapat bekerja sama dalam merespons situasi ini.

Di tengah ketegangan diplomatik tersebut, Raja Abdullah menyatakan kesiapan Yordania untuk menerima sejumlah pengungsi, terutama anak-anak yang membutuhkan perawatan medis mendesak.

“Salah satu hal yang bisa kita lakukan segera adalah menerima 2.000 anak, anak-anak penderita kanker yang dalam kondisi sangat sakit. Itu bisa,” kata Abdullah saat berbicara bersama Putra Mahkota Hussein di Ruang Oval Gedung Putih.

Baca juga: Warga Gaza Tolak Relokasi dari Trump, Tak Ingin Nakba 1948 Terulang

Trump menyebut langkah tersebut sebagai isyarat yang sangat baik dan mengaku tidak mengetahuinya sebelum kedatangan Raja Abdullah ke Washington.

Sementara itu, untuk meredam polemik terkait rencana relokasi, Abdullah menekankan bahwa negara-negara Arab akan membahas isu ini lebih lanjut dalam pertemuan di Riyadh.

“Mari kita tunggu sampai Mesir datang dan menyampaikannya kepada presiden, jangan terburu-buru,” ujar Abdullah.

Dalam pertemuan tersebut, Trump juga menarik kembali ancamannya untuk menghentikan bantuan AS ke Yordania dan Mesir.

“Saya tidak perlu mengancamnya. Saya yakin kita tetap melakukannya,” kata Trump.

Baca juga: Indonesia Tolak Keras Usul Trump Rebut Gaza dan Relokasi Warga Palestina

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau