TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel dan Amerika Serikat (AS) menegaskan tekad mereka untuk menggagalkan ambisi nuklir Iran serta membendung pengaruhnya di Timur Tengah.
Pernyataan ini disampaikan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di Yerusalem pada Minggu (16/2/2025).
Netanyahu menyebut Iran sebagai ancaman utama bagi stabilitas kawasan.
Baca juga: Iran Akan Pindah Ibu Kota ke Surga yang Hilang di Teluk Oman
"Israel dan Amerika bahu-membahu dalam melawan ancaman Iran. Kami sepakat bahwa para ayatollah tidak boleh memiliki senjata nuklir dan juga sepakat bahwa agresi Iran di kawasan harus dihentikan," tegas Netanyahu.
Rubio pun menyampaikan nada serupa.
“Setiap kelompok teroris, setiap aksi kekerasan, setiap kegiatan yang mengguncang stabilitas, dan setiap ancaman terhadap perdamaian bagi jutaan penduduk di kawasan ini berujung pada satu pihak, yaitu Iran,” ujarnya.
Permusuhan antara Israel dan Iran telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan berbagai bentuk konfrontasi yang terjadi di darat, laut, udara, hingga dunia siber.
Iran, yang mengeklaim program nuklirnya bertujuan damai, juga dikenal sebagai pendukung kelompok-kelompok yang menamakan diri mereka sebagai “Poros Perlawanan” terhadap Israel dan pengaruh AS.
Jaringan itu mencakup Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, serta berbagai kelompok bersenjata di Irak dan Suriah.
Meskipun demikian, Teheran membantah telah mengarahkan kelompok-kelompok tersebut dalam serangan terhadap Israel dan kepentingan AS di kawasan. Iran mengeklaim bahwa mereka bertindak atas inisiatif sendiri.
Sejak konflik Gaza pecah pada Oktober 2023, Israel semakin meningkatkan serangan terhadap pemimpin Hamas dan Hizbullah.
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan antara Israel dan Iran semakin meningkat dengan kedua negara melancarkan serangan terbatas.
Baca juga: Lebanon 2 Kali Larang Pesawat Iran Mendarat Usai Diancam Israel
Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah memberikan "pukulan hebat" terhadap Iran sejak perang Gaza dimulai dan meyakini bahwa dengan dukungan dari Presiden AS Donald Trump, target mereka dapat tercapai.
"Saya ingin meyakinkan semua pihak yang kini mendengarkan kami bahwa Presiden Trump dan saya bekerja sama dan berkoordinasi secara penuh," kata Netanyahu.
Sehari sebelum pertemuan ini, Israel menerima kiriman bom MK-84 seberat hampir satu ton. Pengiriman ini terjadi setelah Trump mencabut pemblokiran yang sebelumnya diberlakukan oleh pemerintahan Joe Biden.
Dukungan AS terhadap Israel, terutama dalam konflik Gaza, terus menuai sorotan internasional.
Sementara itu, ketegangan dengan Iran diperkirakan akan terus meningkat seiring langkah Israel dan AS dalam menghadapi ancaman dari Teheran.
Baca juga: Iran Memperkuat Program Misil, Kapal Pasokan dari China Sudah Tiba
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini