Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Anggap Utusan AS Pro-Ukraina, Tak Mau Dia Ikut Berunding

Kompas.com - 15/03/2025, 13:57 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Inas Rifqia Lainufar

Tim Redaksi

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Pejabat Rusia dikabarkan telah menyampaikan kepada Amerika Serikat bahwa mereka tidak menginginkan keterlibatan utusan khusus AS, Keith Kellogg, dalam diskusi tingkat tinggi terkait upaya mengakhiri perang di Ukraina.

Menurut laporan Reuters, Jumat (14/3/2025), beberapa mantan pejabat tinggi Rusia menilai Kellogg terlalu berpihak pada Ukraina. Sikapnya yang vokal terhadap agresi Moskwa menjadi alasan utama penolakannya dalam perundingan.

Kellogg, yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Dewan Keamanan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump, serta sebagai penasihat keamanan nasional bagi Wakil Presiden Mike Pence, dikenal aktif dalam diplomasi tingkat tinggi.

Baca juga: Dubes Rusia di RI Buka Suara soal Gencatan Senjata dengan Ukraina

Sebagai pensiunan letnan jenderal, ia kerap mengkritik keras serangan Rusia terhadap Ukraina. Salah satu pernyataan kerasnya muncul saat ia mengecam serangan Rusia ke wilayah sipil Ukraina saat perayaan Natal.

"Natal seharusnya menjadi waktu untuk perdamaian, tetapi Ukraina justru diserang dengan brutal pada Hari Natal," tulis Kellogg di platform media sosial X pada Desember lalu.

"Meluncurkan serangan rudal dan drone dalam skala besar pada hari kelahiran Tuhan adalah tindakan yang salah," imbuhnya.

Pada Februari lalu, Kellogg bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv dan mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin NATO di Eropa.

Namun, sikapnya yang tegas terhadap Rusia membuat sebagian pendukung Trump menilai dirinya terlalu keras terhadap Moskwa.

Meski demikian, Kellogg tetap mendukung kebijakan Trump terkait perang di Ukraina, termasuk menangguhkan sebagian informasi intel untuk Kyiv. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, ia tidak terlihat dalam sejumlah pertemuan penting.

Baca juga: Drone Ukraina Hantam Fasilitas Energi dan Gudang Rudal Rusia, Moskwa Balas Serang

Salah satu pertemuan yang tidak dihadirinya adalah antara Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dengan delegasi Ukraina di Arab Saudi pada Selasa lalu.

Selain itu, ia juga absen dalam pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat Rusia di Arab Saudi pada Februari lalu.

Seorang pejabat AS menegaskan bahwa ketidakhadiran Kellogg tidak ada hubungannya dengan permintaan Rusia.

Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, James Hewitt, menekankan bahwa pensiunan Letnan Jenderal AD AS tersebut masih memiliki peran penting dalam upaya perdamaian di Ukraina.

"Presiden Trump telah memanfaatkan berbagai pejabat senior untuk membantu menyelesaikan perang di Ukraina secara damai," katanya.

Saat ini, AS dan Ukraina telah mencapai kesepakatan prinsip untuk gencatan senjata selama 30 hari.

Keputusan akhir kini bergantung pada Rusia. Jika seluruh pihak menyetujui, perundingan lanjutan mengenai gencatan senjata akan segera digelar.

Baca juga: Putra Mahkota Saudi Menelepon Putin, Dukung Semua Upaya Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau