Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Iran Bisa Serang Israel meski Digempur Rudal Bertubi-tubi?

Kompas.com - 17/06/2025, 07:00 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com – Di tengah gempuran serangan udara Israel yang intensif, Iran masih mampu meluncurkan rudal balistik ke arah wilayah Israel. 

Iran bahkan bisa menghancurkan pusat komando militer IDF di Tel Aviv pada Minggu (13/6/2025) malam.

Terbaru, rudal Iran menyerang Institut Sains Weizmann, yang berkontribusi sangat signifikan terhadap perkembangan teknologi militer Israel.

Baca juga: Keunggulan Haj Qassem, Rudal Baru Iran yang Diklaim Mampu Merobohkan Pertahanan Israel

Pertahanan yang terorganisasi

Menurut penilaian militer Israel, Iran mengawali eskalasi konflik terbaru ini dengan sekitar 2.000 rudal balistik berbagai jenis dan jangkauan, yang bisa diluncurkan dari beberapa ratus sistem peluncur berbeda.

Dilansir dari The Jerusalem Post, sejak lebih dari 20 tahun lalu, strategi rudal Iran berfokus pada tiga pilar utama, yakni industri pertahanan dalam negeri yang mampu merekayasa balik dan meniru teknologi asing, pembangunan kemampuan produksi independen, serta manufaktur massal beragam jenis rudal dan platform peluncur.

Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan militer reguler negara itu telah berinvestasi besar-besaran untuk membangun arsenal rudal yang tidak mudah dilumpuhkan hanya dalam satu serangan atau kampanye militer.

Taktik bertahan yang semakin canggih

Iran juga memprioritaskan daya tahan arsenalnya dengan memperkuat stok senjata, armada drone, dan platform peluncur rudal. 

Hal ini dilakukan setelah mencermati kemampuan militer Israel, khususnya Angkatan Udara Israel (IAF) yang bisa beroperasi di wilayah yang disebut "lingkaran ketiga"—mencakup Iran, Irak, dan Yaman.

Untuk melindungi aset-aset strategisnya, Iran telah menyebar sistem pertahanan udara di seluruh wilayah, termasuk buatan dalam negeri, sistem buatan Asia, dan baterai rudal S-300 dari Rusia.

Baca juga: Iran Eksekusi Mata-mata Mossad di Tengah Perang, Tebar Ancaman ke Israel

Sistem peluncuran berlapis

Iran mengadopsi tiga jenis sistem peluncur rudal balistik, yaitu peluncur tetap, peluncur bergerak, dan peluncur bawah tanah.

Peluncur tetap adalah fasilitas di atas tanah yang lebih mudah terdeteksi, terutama melalui citra satelit.

Sementara peluncur bergerak menggunakan truk semi-trailer yang dicamuflase dan sering dipindahkan agar sulit dilacak. Beberapa disembunyikan di wilayah urban atau pelosok, dan disebar secara acak dalam kondisi darurat.

Selain itu, peluncur bawah tanah menjadi komponen utama strategi bertahan Iran. 

Terinspirasi dari infrastruktur Korea Utara dan jaringan Al Qaeda, Iran membangun kompleks bawah tanah raksasa yang memungkinkan seluruh proses operasional rudal—mulai dari transportasi, pengisian bahan bakar, hingga peluncuran—dilakukan secara tersembunyi sampai detik terakhir.

Beberapa dari fasilitas bawah tanah ini bahkan pernah diperlihatkan Iran ke publik, sebagai bentuk pesan pencegahan terhadap Israel maupun negara-negara Teluk.

Baca juga: Iran Hantam Pusat Teknologi Militer Israel, Institut Sains Weizmann Dirudal

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau