Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Bank Sampah Induk Gesit di Jaksel yang Berdayakan Kaum Ibu

Kompas.com - 14/04/2025, 16:50 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak 2014, Bank Sampah Induk (BSI) Gesit di Jakarta Sekatan mulai memberdayakan kaum ibu untuk mengolah sampah dari bank sampah unit (BSU) ataupun masyarakat langsung. 

Direktur BSI Gesit, Sri Endarwati, mengatakan bank sampah ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa limbah bekas pakai bernilai ekonomis. Sehingga, mereka dapar memilah sampah daur ulang lalu menjualnya kembali. 

"Yang terdaftar di BSU di Jakarta Selatan sekitar 570. Itu darib bank sampah warga, bank sampah sekolah, bank sampah kantor. Tetapi ini kan aktivitasnya tidak setiap hari dan tidak setiap minggu," ungkap Endarwati saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/4/2025). 

Baca juga: Inovasi Keberlanjutan: Startup Ini Ubah Sampah Menjadi Peluang Bisnis

Mereka menjual gelas hingga botol plastik setiap pekan atau bahkan satu bulan sekali ke BSI. Setidaknya ada sekitar delapan BSU yang menyetorkan sampahnya ke BSI Gesit per harinya. 

"Ada yang sekali penimbangan (sampah) mereka mendapat Rp 400.000 sampai ada yang Rp 4 juta-an per bank sampah unit," jelas Endarwati. 

Di sisi lain, dia menyebutkan bahwa tak semua masyarakat peduli terhadap limbahnya. Tantangan lainnya ialah masyarakat dan BSU lebih memilih menukar botol plastik, gelas plastik, ataupun kardus ke lapak yang menawarkan harga jual lebih tinggi.  

"Mereka sebenarnya mendapatkan nilai lain selain nilai ekonominya, yakni silaturahimnya, nilai edukasinya. Ini banyak BSU belum berpikir ke sana semuanya," ucap Endarwati. 

Baca juga: Danantara: Bisnis Pengolahan Sampah Bisa Balik Modal 5 Tahun

"Akhirnya ini sekarang harga yang menjadi persaingan dengan lapak," imbuh dia. 

Oleh sebab itu, pihaknya bekerja sama dengan komunitas, CSR, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk menangani permasalahan tersebut.

Selain itu, Endarwati berharap BSI Gesit memiliki kendaraan sendiri untuk mengangkut sampah. Sebab selama ini bank sampahnya hanya mengandalkan bantuan mobil sampah dari DLH. 

"Saya ingin mempunyai kendaraan sendiri sehingga bisa langsung mengambil ke masyarakat. Karena, BSI diharapkan bisa mandiri," tutur dia.

Baca juga: Ubah Sampah Jadi Berkah, Kisah Bank Sampah Semutharjo Selamatkan Sungai Pusur

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau