Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan

Kompas.com - 06/09/2025, 17:27 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem terjadi selama sepekan ke depan.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyebut hujan intensitas ringan hingga lebat melanda beberapa wilayah.

"Periode 5-7 September 2025 cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi cerah berawan hingga hujan ringan," ujar Andri saat dihubungi, Jumat (5/9/2025).

Pada periode tersebut, BMKG memperkirakan hujan intensitas sedang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Banten, Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, dan Papua.

Baca juga: Bukan Sekadar Jumlah, Cuaca Ekstrem Juga Tentukan Siapa yang Bermigrasi

Selain itu, hujan intensitas lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi di Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

Kemudian, angin kencang berpotensi dialami wilayah Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, serta Papua Selatan.

Andri menyebut, pada 8-11 September 2025 cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan.

"Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali," ungkap dia.

"Lalu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Pegunungan," imbuh dia.

Hujan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian di Jawa Timur, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.

Sementara angin kencang diprediksi terjadi di Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, serta Papua Selatan.

Dia menjelaskan, cuaca ekstrem dipengaruhi faktor atmosfer global, regional, hingga lokal yang membuat atmosfer tetap labil dan kondusif bagi terbentuknya awan hujan. Menguatnya monsun Australia hingga pertengahan September turut meningkatkan potensi angin kencang di wilayah Indonesia selatan.

Baca juga: BMKG: Suhu Laut Lebih Hangat, Hujan Ekstrem Masih Bayangi Tahun 2025

Menurut Andri, secara global, nilai dipole mode index (DMI) sebesar minus 1,28, menunjukkan adanya IOD negatif yang mendorong suplai uap air lebih banyak ke bagian barat Indonesia.

Pada skala regional, gelombang atmosfer seperti Kelvin dan Rossby Ekuator diprediksi aktif melintasi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, serta Papua, yang memperbesar potensi hujan.

"Gelombang atmosfer berfrekuensi rendah yang bertahan di wilayah Indonesia turut mendukung potensi pembentukan awan hujan di atmosfer. Faktor ini sejalan dengan adanya anomali Outgoing Longwave Radiation negatif dan suhu muka laut yang lebih hangat di sejumlah perairan," papar Andri.

Sehingga makin memperbesar peluang terbentuknya awan hujan. Zona konvergensi terbentuk dari berkembangnya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, barat Sumatera, serta Laut China Selatan.

"Potensi terjadinya cuaca signifikan juga diperkuat oleh kondisi labilitas atmosfer yang tinggi, mendukung peningkatan aktivitas konvektif skala lokal," terang dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau